Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 27 Februari 2002 menjadi titik awal yang kelam bagi stabilitas keamanan di India. Kerusuhan antar-agama kian meruncing yang mengakibatkan korban tewas mencapai 1.000 orang.
Hal tersebut bermula dari kebakaran kereta api Sabarmati Express di Gujarat, India, yang mengangkut ratusan peziarah Hindu. Peristiwa ini terjadi saat kereta baru saja berangkat dari Stasiun Godhra, India Barat.
Sebagian besar penumpang yang dalam perjalanan pulang ziarah dari Kota Ayodhya terjebak di dalam kereta yang terbakar. Akibat kebakaran ini, seperti dimuat BBC on This Day, sebanyak 57 peziarah Hindu tewas, dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Sekelompok umat Hindu menduga kebakaran kereta dilakukan oleh warga Muslim. Lantaran saat itu konflik tengah terjadi diantara 2 kepercayaan tersebut dan lokasi kebakaran kereta di Gujarat menjadi wilayah yang mayoritas dihuni umat Islam.
Ketegangan antara kedua pihak ini juga dilatarbelakangi oleh rencana pembangunan tempat ibadah Hindu di bekas lokasi masjid yang dihancurkan. Menurut laporan BBC, masjid itu dihancurkan kelompok Hindu karena lokasinya diyakini merupakan tempat kelahiran Tuhan Ram.
Baca Juga
Baca Juga
Secara masif, kelompok umat Hindu membalas insiden kebakaran kereta dengan melakukan penyerangan terhadap umat Muslim di sejumlah wilayah di Gujarat.
Perdana Menteri India saat itu, Atal Bihari Vajpayee telah meminta kedua belah pihak menahan diri agar tidak melakukan kekerasan.
Advertisement
"Sangat disayangkan, hal ini bisa terjadi. Konflik ini hanya bisa diatasi melalui dialog secara diplomatis. Saya akan menindak tegas siapa saja yang menjadi provokator kerusuhan dan konflik ini," ujar PM Atal.
Namun seruan itu tak digubris. Bentrokan pecah dan sulit dihentikan. Sejumlah sekolah diliburkan dan tempat umum terpaksa ditutup. Korban tewas berjatuhan hingga ribuan orang.
Pada Januari 2005, berdasarkan penyelidikan, Hakim Pengadilan Tinggi India Umesh Chandra Banerjee menyatakan kebakaran kereta Sabarmati Express di Gujarat terjadi bukan karena ulah warga Muslim, tapi murni kecelakaan.
Sementara itu, seorang hakim dari Nanavati Commission berpendapat bahwa jika memang ada pihak yang bertanggung jawab atas kebakaran kereta, maka jelas harus diadili.
Sejarah lain mencatat pada 27 Februari 2010, gempa bumi berkekuatan 8,8 Skala Richter mengguncang Chili. Akibatnya sekitar 432 orang tewas.