Sukses

Dubes Inggris: Islam di Indonesia Tak Ada di Negara Lain

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik menyatakan ada perbedaan besar antar umat Islam di Indonesia dan negara lain.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik menyatakan ada perbedaan besar antar umat Islam di Indonesia dan negara lain di dunia. Hal ini disampaikan Moazzam dalam roundtable meeting antara komunitas muslim Inggris dan Indonesia.

"Islam di Indonesia sangat simpel tetapi juga sangat praktikal. Tidak ada di bagian dunia lain," ucap Moazzam di kantor Center Dialogue Coorperation among Civilation di Menteng Jakarta, Senin 29 Februari 2016.

Pernyataan ini disampaikan Moazzam setelah melihat umat Muslim di Indonesia menjalankan kepercayaannya. Tak cuma itu, berdasarkan pengalamannya tinggal di Indonesia, dia menyebut Islam di Indonesia moderat.

Pemikiran tersebut muncul kala dia melihat banyak ulama perempuan yang ada di Indonesia. Hal itu diyakini hanya terdapat di negara ini.

"Banyak yang bilang pada saya (banyaknya ulama perempuan) itu hal biasa (di Indonesia)," kata dia.

Pria keturunan Pakistan itu menambahkan, secara keseluruhan Indonesia berhasil menangkal radikalisme dan ekstremisme. Pernyataan ini diambil atas dasar hanya sedikit warga Indonesia yang masuk ke Irak atau Suriah untuk ikut kelompok teror.

"Ada sekitar 500 warga Indonesia yang masuk ke Suriah dan Irak. Ini memang mengkhawatirkan, jumlah itu (500 orang) juga sama dengan warga Inggris yang bergabung (ke Suriah dan Irak)," papar Moazzam.

"Namun dibanding dengan jumlah seluruh muslim di Indonesia yang ratusan juta, jumlah (warga Indonesia yang masuk ke Suriah dan Irak) itu kecil. Hal itu bila dibanding dengan kami (Inggris) yang umat Islamnya hanya 3 juta maka jumlah tersebut lumayan besar," jelas dia.

Belajar dari Indonesia

Oleh sebab itu, Inggris tak ragu belajar dari Indonesia dalam memerangi terorisme. Bahkan, hal tersebut sudah terwujud kala PM Inggris David Cameron datang ke Indonesia beberapa waktu lalu.

"Ketika PM Inggris ke Indonesia kami menggelar 2 pertemuan membahas bagaimana memberantas terorisme dan ekstremisme," ujar Moazzam.

"Kami butuh belajar dari Indonesia. Karena apa yang kami pelajari mengenai memberantas terorisme dan ekstremisme relevan dengan apa yang terjadi saat ini."

Senada dengan Moazzam, Direktur CDCC Din Syamsudin menyebut tantangan terbesar Islam saat ini adalah soal ekstremisme dan radikalisme. "Ancaman terbesar dan berbahaya bagi umat Islam ialah ekstremisme, kekerasan radikalisme," papar Din.

Dia menyerukan agar semua umat Islam di Indonesia dan dunia menjauhkan diri dari hal tersebut. Din menegaskan, ajaran tersebut sama sekali bertolak belakang dari Islam.

"Akar dari Islam sama sekali tidak ada kekerasan. Islam mengajarkan soal damai, cinta kasih, dan mengampuni orang lain," tegas Din.