Sukses

Misteri Mumi yang Ditemukan dalam 'Kapal Hantu' di Filipina

Aparat yang masuk ke dalam yacht tersebut kaget bukan kepalang saat menemukan jasad manusia yang telah berubah menjadi mumi.

Liputan6.com, Barabo - Dua nelayan yang sedang menebar jala di pesisir Filipina, 100 km dari Barabo, menemukan sebuah yacht yang terombang-ambing di lautan, tanpa pengemudi, menjadi 'kapal hantu'. Mereka pun segera melaporkannya ke pihak berwenang.

Aparat yang masuk ke dalam yacht tersebut kaget bukan kepalang saat menemukan jasad manusia yang telah berubah menjadi mumi.

Jenazah tersebut ditemukan dalam kondisi duduk, kepalanya menunduk, dengan posisi tangan di atas meja. Ia berada di dekat radio komunikasi dalam kapal.
 

Jasad tersebut teridentifikasi sebagai  Manfred Fritz Bajorat (59), petualang asal Jerman.

Inspektur Kepolisian Filipina, Mark Navales mengatakan, pihaknya belum bisa mengungkap penyebab kematian korban.

Sejauh ini tak ditemukan tanda-tanda kematian tak wajar. "Ini masih menjadi misteri bagi kami," kata Navales seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (1/3/2016). "Saat ditemukan, korban seperti sedang tidur."

Manfred Fritz Bajorat (59), petualang asal Jerman menjadi mumi (Barabo Police)


Belum jelas sejak kapan Bajorat hilang di tengah laut. Namun, penampakannya tak dilaporkan sejak 2009 lalu. Sementara, salah satu rekannya terakhir mengontak korban tahun lalu lewat Facebook, untuk mengucapkan selamat ulang tahun.

Juga belum jelas berapa lama ia dalam kondisi meninggal dunia di dalam yacht.

Polisi menjumpai kondisi di dalam kapal tersebut berserakan. Dompet korban tak ditemukan di sana. Namun, radio, GPS, dan sejumlah barang berharga lain masih ada di sana.

Sementara, juru bicara kepolisian setempat, Goldie Lou Siega mengatakan, belum ditemukan bukti ada orang kedua yang ada dalam kapal. "Kami juga tidak menemukan senjata di sana,"kata dia.

Secara terpisah, Dr Mark Benecke, ahli kriminologi forensik Cologne, Jerman mengatakan, posisi korban yang sedang duduk mengindikasikan bahwa maut datang secara tiba-tiba. "Mungkin akibat serangan jantung," kata dia.

Lantas mengapa jasadnya menjadi mumi?

Aparat mengatakan, angin laut yang kering dan udara asin membantu mengawetkan jasad itu.

Saat penyelidik masih mengumpulkan bukti-bukti terkait kematian Bajorat, rincian kehidupan pribadi korban bermunculan.

Pada 2008, Bajorat berpetualang bersama istrinya, namun pasangan tersebut kemudian berpisah. Sang istri kemudian meninggal karena kanker.

Pada 2009, Bajorat bertemu pelaut lainnya, Dieter -- yang mengatakan pada Bild bahwa korban adalah pelaut yang andal.

"Aku tak percaya ia akan berlayar menuju badai," kata dia. "Aku yakin, tiang kapal pecah setelah Manfred telah meninggal dunia."

Kini, Kedutaan Besar Jerman di Manila, Filipina, telah mengetahui informasi tersebut dan kini sedang berusaha menghubungi keluarga Bajorat.

Korban diketahui memiliki seorang putri yang bekerja sebagai kapten kapal barang.

Pesan Terakhir

Manfred Fritz Bajorat sempat menuliskan pesan terakhir yang terdiri atas 32 kata untuk mendiang istrinya, Claudia, yang meninggal pada usia 53 tahun pada 2 Mei 2010.

Penyebab kematian Manfred Fritz Bajorat (59) belum diketahui (Barabo Police)



"30 tahun sudah kita menempuh jalan yang sama. Namun, kekuatan jahat lebih kuat dari keinginan untuk tetap hidup. Kau pun pergi. Semoga arwahmu menemukan kedamaian. Manfredmu," demikian isi pesan tersebut, seperti dikutip dari Daily Mail.

Pesan tersebut ditemukan di forum para pelaut di dunia maya, kaktusguenther.de.

Bajorat yang ditemukan tewas di dekat telepon diduga berusaha mengirimkan pesan darurat 'Mayday' sebelum tewas.

Kapal milik korban yang memiliki panjang 40 kaki diberi nama SAYO, telah digunakan berkeliling dunia selama 20 tahun terakhir.

Di dalam kabin, yang kini terendam air, ditemukan album foto berisi gambar keluarga dan kerabat korban. Sementara, pakaian dan kaleng-kaleng pembungkus makanan ditemukan berserakan.