Liputan6.com, Baltimore - Gara-gara membawa sepatu yang bagian bawahnya mirip dengan pistol, seorang wanita disetop saat pemeriksaan keamanan sebelum masuk ke ruang tunggu penerbangan di Baltimore-Washington International Thurgood Marshall Airport pada pekan lalu.
Dikutip dari Baltimore Sun pada Rabu (2/3/2016), pihak Transportation Security Administration (TSA) merasa curiga ketika mengamati sepasang sepatu hak tinggi yang dibawa wanita itu karena bentuknya sangat mirip dengan pistol sungguhan.
Baca Juga
Baca Juga
Hak sepatunya berbentuk seperti pistol yang mengarah ke bawah. Bukan hanya itu, ikat pinggang yang dipakainya juga bertatahkan butiran-butiran peluru palsu. Pemeriksaannya pun bikin geger, mengganggu antrean.
Advertisement
Lisa Farbstein, juru bicara TSA, mengatakan bahwa barang-barang itu ditemukan di dalam koper yang dibawa ke kabin.
"Si wanita yang tak disebutkan identitasnya itu mengaku diperbolehkan membawa barang itu (sepatu 'pistol' dan ikat pinggang 'peluru') ke dalam kabin pesawat, meski otoritas bandara tersebut melarang tiruan senjata atau pun amunisi dibawa melintasi titik pemeriksaan keamanan bandara," ujar Faberstein.
Wanita itu sempat kembali ke meja tiket penerbangan dan mencoba memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi, tapi akhirnya ia merelakan benda kesayangannya itu disita oleh TSA agar tak ketinggalan penerbangan.
"Kami memperingatkan para penumpang agar tak membawa replika senjata ataupun amunisi ke titik-titik pemeriksaan. Pemeriksaan ini jelas mengganggu para penumpang lain. Mereka harus menunggu dan antrean di titik pemeriksaan pun melambat," tegas Faberstein.
Sepatu yang dimaksud adalah Bondgirl-701-3 Gun Heel Platform Sandals dan merupakan salah satu keluaran Pleaser USA yang paling digemari.
Menurut Elody Romero, juru bicara Pleaser USA, laras pistol sepanjang 19 cm yang disita sebenarnya terbuat dari plastik, tapi dilapisi dengan krom berkilat sehingga terlihat seperti sungguhan. Model itu adalah salah satu dari 10 atau 12 versi sejenisnya.
"Selama 9 tahun di perusahaan tempatnya bekerja, aku belum pernah mendengar cerita sepatu hak tinggiku memperlambat pemeriksaan keamanan di bandara. Membawanya ke dalam kabin sepertinya bukan keputusan tepat," ujar Romero.