Liputan6.com, Washington D.C. - Seorang astronot NASA, Scott Kelly, telah tiba di Bumi. Ia dan dua kosmonot Rusia lainnya, Mikhail Kornienko dan Sergey Volkov, mendarat pada Selasa malam di gurun Kazakhtan. Hal tersebut diungkapkan oleh NASA dan pusat kendali Rusia yang dilansir oleh CNN pada Rabu (2/3/2016).
Kelly terlihat sedang memberi acungan jempolnya setelah dikeluarkan dari pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia yang membawa ketiga astronot itu kembali.
Baca Juga
Ketiganya langsung menjalani pemeriksaan di lapangan setelah keluar dari pesawat tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Kelly telah menyelesaikan misi dengan waktu hampir setahun di International Space Station (ISS). Ia merupakan astonot AS terlama yang bertugas di angkasa luar.
Menghabiskan 340 hari di luar angkasa dapat berdampak pada kesehatan mata dan tulang, namun minggu lalu Kelly berkata dia merasa dalam kondisi sangat baik. "Aku bisa meneruskan hingga 100 hari atau 100 tahun," ujar astronot tersebut ketika diwawancara saat briefing terakhirnya.
Tapi waktu yang lama juga membuat kesepian. "Hal terberat adalah terisolasi dari orang-orang di Bumi yang berharga untukmu," ujarnya.
Kelly juga bercerita bahwa ia menyaksikan pemandangan menakjubkan di Bumi selama menjalankan misinya, mulai dari cahaya utara (aurora borealis), melintasi Bahama, dan juga melihat badai besar seperti Badai Patricia.
Sudut Pandang Baru
Kelly juga mendapat perspektif tentang iklim Bumi ketika dia mengorbit di planet manusia. "Aku merasa lebih seperti pecinta lingkungan sejak aku berada di atas sini," ujarnya.
Pada kesempatan wawancara sebelumnya yang dilakukan CNN, Kelly juga bercerita tentang permasalahan alam yang dialami Bumi.
"Ada bagian dari bumi yang ditutupi dengan polusi sepanjang waktu. Aku melihat cuaca yang tak terduga. Badai lebih besar dari yang kita lihat di masa lalu. Semua ini karena ulah manusia, bukan fenomena alam."
Dalam wawancara tersebut, Kelly mengatakan bahwa atmosfer bumi terlihat sangat rapuh dari stasiun luar angkasa. Namun menurutnya, masih ada peluang untuk memecahkan masalah lingkungan. "Jika kita bisa memimpikannya, kita bisa melakukannya," ujarnya.
Setelah pendaratan itu, dia akan diterbangkan ke Houston Ellington Field untuk melalui serangkaian tes fisik dan ilmiah.
Salah satu harapan terbesar dari misi yang dijalaninya adalah membantu NASA dalam pengkajian untuk membawa astronot lebih jauh dari bumi pada penerbangan yang lebih lama lagi.
Hal itu merupakan keadaan yang harus ditempuh apabila NASA ingin melakukan perjalanan ke Mars di masa depan.
"Stasiun ruang angkasa di sini merupakan tempat yang ajaib dan dengan fasilitas ilmu pengetahuan yang luar biasa. Aku berharap lebih banyak orang yang memiliki kesempatan untuk melakukan hal ini di masa depan," ujarnya.
Berat Hati Meninggalkan Stasiun Luar Angkasa
"Kelly berkata bahwa dia merasa telah hidup sejak lama di tempat ini," ujar Dr. Sanjay Gupta minggu lalu dan merasa berat meninggalkan tempat itu.
"Mungkin aku tak akan melihatnya lagi," ujar Kelly kepada Gupta."Aku pergi ke luar angkasa empat kali, sehingga sulit untuk meninggalkannya, tapi saya pasti mempunyai harapan untuk kembali lagi ke Bumi" tambahnya.
"Aku berada di sini dalam waktu yang sangat lama dan kadang-kadang ketika berpikir tentang hal itu, aku merasa telah menjalani seluruh hidupku di sini."
Setahun lalu sebelum ia diluncurkan ke ruang angkasa, Kelly, 51, bergurau bahwa ia akan lebih tinggi dibandingkan saudara kembarnya yang dulunya juga astronot, Mark Kelly. Hal tersebut bisa terjadi karena kita akan menjadi lebih tinggi di luar angkasa, setidaknya dalam waktu singkat.
"Anda akan bertambah tinggi ketika berada di sana untuk waktu yang lama," ujar Kelly tahun lalu. "Sayangnya hal tersebut hanya berlangsung sebentar," tambahnya.
Tapi apakah benar dia akan lebih tinggi dari saudaranya? Meskipun Mark Kelly sudah tidak menjadi astronot, ia telah menawarkan dirinya untuk bergabung dalam Twin Study yang dikaji oleh NASA.
Badan antariksa AS itu ingin melihat bagaimana keadaan kembar identik ketika diukur setelah setahun berada pada dua lingkungan yang berbeda, Scott di luar angkasa dan Mark di bumi.
Tetap Terhubung dengan Orang-Orang di Bumi
Scott Kelly juga berkata bahwa dia menghabiskan banyak waktu untuk berbicara dengan orang-orang di bumi dan mengirim pesan di media sosial.
Kelly juga membagi banyak foto di akun Twitter miliknya yang dengan nama @StationCDRKelly. Ia mengambil gambar dari tempatnya yang berada di ketinggian 321,8 kilometer.
Kelly juga berjanji untuk menyimpan buku harian yang berisikan pengalamannya selama berada di stasiun luar angkasa dan berkata bahwa ia akan membagikan ceritanya kepada kita.
"Aku berencana untuk menulis dengan jujur tentang hal itu," ujarnya sebelum diluncurkan ke luar angkasa. Namun ia menambahkan, "Tapi siapa yang tahu, mungkin di sana ada beberapa pemikiran gila yang aku tak mau untuk membaginya."
Kelly juga melakukan banyak eksperimen. Dia dan rekan kerjanya yang merupakan kosmonot Rusia, Mikhail Kornienko, melakukan pengkajian untuk membantu NASA memahami tentang apa yang terjadi pada tubuh manusia di luar angkasa: mata, otak, tulang, otot yang berubah di lingkungan tanpa gravitasi.
NASA perlu mengetahui banyak hal tentang perubahan pada tubuh sebelum mengirim astronot ke Mars atau misi yang membutuhkan waktu lebih lama lainnya.
Kembali ke Bumi dengan Kosmonot Rusia
Kelly memulai misinya ke stasiun luar angkasa pada 27 Maret 2015 dengan menggunakan roket Rusia yang diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhtan dan kembali ke bumi dengan cara yang sama.
Ketika misinya berakhir, Kelly telah menghabiskan 340 hari berturut-turut di ISS. Jika digabungkan dengan perjalanan sebelumnya, total, ia pernah berada di luar angkasa selama 520 hari.
Kedua hal tersebut merupakan rekor dari astronot AS, namun tidak dengan Rusia. Pada tahun 1987 dan 1995, empat kosmonot negara tersebut telah menghabiskan setahun bahkan lebih di luar angkasa.
Kornienki juga tiba di bumi pada Selasa dan kosmonot Sergei Vokov juga dalam penerbangan itu, walaupun ia tidak menghabiskan waktu satu tahun di stasiun luar angkasa.
Misi yang dilakukan Kelly belum berakhir saat dia mendarat. NASAÂ akan menghabiskan waktu beberapa tahun untuk menganalisis beberapa percobaan yang dilakukannya di luar angkasa.
Â
Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di sini
Â
Â