Liputan6.com, Georgetown - Kerusuhan melanda sebuah penjara yang penuh sesak di Guyana, Amerika Selatan. Mengakibatkan 16 tahanan tewas.
Kerusuhan terjadi saat petugas melakukan sidak bulanan menyita telepon genggam yang dimiliki oleh para narapidana (napi). Hal itu diungkapkan oleh pihak pemerintah seperti dilansir Reuters, Kamis 3 Maret 2013.
Baca Juga
Militer, polisi dan pemadam kebakaran berada di lembaga permasyarakatan atas permintaan kepala penjara untuk berjaga-jaga.
Advertisement
"Kami mengalami krisis... akibatnya beberapa insiden terjadi pada Kamis malam pukul 21.23," kata Menteri Keamanan Umum, Khemraj Ramjattan.Â
Baca Juga
Sejumlah anggota keluarga menunggu di luar penjara dan sempat bersitegang dengan petugas saat mencari tahu nasib anggota keluarganya di dalam penjara. Sejauh ini dilaporkan 16 napi tewas dan 5 lainnya berada di rumah sakit.
Presiden Guyana, David Granger mengatakan akan menggelar investigasi insiden tersebut.
Penjara Guyana memiliki kapasitas tampung maksimal 600 napi, namun saat kejadian ada sekitar 900 pesakitan di dalamnya.
Kerusuhan dimulai saat sidak bulanan dimulai. Ditemukan ganja dan 19 telepon genggam. Hal itu diungkapkan oleh kepala penjara, Kevin Pilgrim.
Menurut hukum Guyana, para napi itu berhak melakukan telepon lewat fasilitas penjara dua kali tiap minggunya.
"Para napi merasa kesempatan itu kurang, sehingga mereka meminta terus. Akibatnya, mereka menyelundupkan ponsel ke penjara," tutur Pilgrim. Ia juga mengungkapkan sebagian anggotanya membantu para napi mendapatkan telepon genggam itu.
"Saya tak bisa menyangkal bahwa ada anggota kami yang melakukan korupsi. Itu fakta," tutupnya.