Liputan6.com, Ankara - Polisi Turki menggerebek kantor surat kabar oposisi, Zaman. Ini dilakukan setelah beberapa jam pengadilan memutuskan pengambilalihan media itu oleh negara.
Dikutip dari bbc, Sabtu (5/3/2016), saat memasuki kantor media itu di Istanbul, Jumat 4 Maret 2016, polisi menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa yang berkerumun di luar gedung.
Media Zaman disebut-sebut terkait erat dengan gerakan Hizmet yang didirikan ulama berpengaruh yang berbasis di AS, Fethullah Gulen. Turki menilai, media Hizmet merupakan dari kelompok terorisme yang bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Advertisement
Fethulah Gulen pernah menjadi sekutu Erdogan sebelum keduanya bertikai dan berseberangan secara politik.
Pemerintah Turki sudah lama menjadi sorotan dan sasaran kecaman dunia internasional terkait perlakuannya terhadap jurnalis.
Baca Juga
Akhir Demokrasi
Pengadilan memutuskan pada Jumat kemarin, Zaman, sebuah surat kabar dengan tiras tinggi, sekarang harus dikelola oleh administrator negara. Tidak diberikan penjelasan lebih jauh.
Tak lama kemudian, ratusan pendukung Zaman berkerumun di luar kantor surat kabar itu, untuk memprotes pengambil-alihan itu. Salah satu yang baik plakat berbunyi, "Kami akan berjuang untuk kebebasan pers."
Polisi menembakkan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Dalam sebuah cuitannya, jurnalis Zaman, Emre Soncan menulis: "Pemerintah Turki merampas salah satu suara kritis terakhir negeri ini, harian #Zaman.. Akhir dari demokrasi.."
Sejawatnya, Abdullah Ayasun bercuit: "Sepasukan polisi anti huru-hara masuk kantor Zaman. Mereka mengusir saya ke luar."
Sebelum itu, Zaman menyebut Turki sedang memasuki "salah satu hari-hari gelap dan kelam dalam hal kemerdekaan pers."