Liputan6.com, Sisilia - Hari ini 346 tahun silam, terdengar gemuruh keras di Pulau Sisilia, Italia. Tepat pada 8 Maret 1669, Gunung Etna yang berada di sana ternyata 'batuk' dan mulai meletus.
Ketika Etna mulai bergemuruh dan mengeluarkan gas pada 8 Maret, warga terdekat mengabaikan tanda-tanda peringatan akan terjadi letusan yang lebih besar. Benar saja, 3 hari kemudian gunung berapi itu mulai memuntahkan asap beracun dalam jumlah besar.
Baca Juga
Sekitar 3.000 orang yang tinggal di lereng gunung meninggal karena sesak napas. Lebih buruk lagi, Etna menyemburkan abu dan lava ke angkasa, seperti gambaran yang dikutip dari History.com.
Advertisement
Abu yang keluar dengan semburan kuat bahkan mencapai selatan daratan Italia. Dilaporkan lontarannya hingga 100 mil jauhnya. Lava juga mulai mengalir ke sisi selatan gunung menuju kota Catania, 18 mil ke selatan sepanjang laut.
Baca Juga
Gunung meletus yang terjadi selama beberapa minggu ke depan menewaskan lebih dari 20.000 nyawa, dan menyebabkan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal. Sebagian besar korban sebenarnya bisa menyelamatkan diri, tapi mereka memilih tinggal untuk upaya sia-sia demi menyelamatkan tempat tinggalnya.
Pada saat itu, Kota Catania memiliki sekitar 20.000 penduduk.
Ketika warga Catania memilih pasrah menghadapi, sebaliknya, seorang warga bernama Diego de Pappalardo justru memimpin tim beranggotakan 50 orang ke Gunung Etna untuk mengalihkan aliran lava.
Mengenakan kulit sapi yang direndam dalam air, orang-orang pemberani itu mendekati lava dengan batang besi panjang dan sekop. Mereka membuat lubang di dinding lava yang mengeras dan membuat jalur untuk aliran lava ke arah barat.
Lava Penebar Maut
Penduduk Paterno di barat daya Sisilia yang memantau perkembangan tersebut kemudian menyadari bahwa arah aliran baru bisa membahayakan kota mereka sendiri. Mereka kemudian berjuang membantu warga Catanian, meski lava terus mengalir.
Selama beberapa minggu, lava terdorong ke arah Catania dan laut. Warga pun gagal mengevakuasi kota itu. Sepertinya mereka tetap berharap bahwa lava akan berhenti, atau berharap tembok pertahanan kuno kota akan melindungi mereka.
Dinding pelindung itu dengan cepat hancur oleh lava yang sangat panas itu, hampir 17.000 orang di Catania meninggal. Sebagian besar kota itu pun hancur.
Catania bukan satu-satunya kota yang terkena letusan. 14 kota dan desa hancur, sekitar 27.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Setelah bencana ini, pemerintah Italia pun memutuskan bahwa mengganggu aliran alami lava dilarang. Peraturan itu pun diberlakukan selama ratusan tahun.
Gunung Etna mendominasi Pulau Sisilia, berada 11.000 kaki di atas permukaan laut di bagian timur laut. Ia bisa dilihat dari hampir seluruh penjuru pulau seluas 460 mil persegi.
Menurut sejarah geologi Gunung Etna, ia telah memuntahkan abu dan lava secara berkala selama ribuan tahun. Letusan pertama yang tercatat terjadi pada 475 SM.
Saking dahsyatnya, gunung berapi itu tercatat sebagai yang paling aktif di Eropa.
Pada 1169, gempa bumi yang memicu letusan Gunung Etna tercatat menewaskan 15.000 orang di Sisilia. Meskipun bahaya tinggal dekat gunung berapi aktif, pascaletusan membuat tanah di sekitarnya sangat subur sehingga banyak desa kecil yang berkembang di lerengnya.
Pada tanggal yang sama tahun 2014, sebuah kecelakaan pesawat milik maskapai Malaysia menyedot perhatian dunia. Penerbangan MH370 dari Kuala Lumpur menuju Beijing, China bersama 239 orang di dalamnya raib dari radar dan belum ditemukan hingga saat ini. Diduga kapal tersebut jatuh di perairan luas Samudera Hindia.
Sementara itu sebelumnya pada 8 Maret 1957, Pemerintah Mesir membuka Terusan Suez.
Â
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar mulai pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.