Liputan6.com, New York - Coco Rocha, Cindy Crawford, Stephanie Seymour, Gisele Bundchen, Tatiana Patiz and Linda Evangelista adalah sederetan nama supermodel yang telah malang melintang di dunia modeling dan kerap berlengak-lenggok di catwalk pusat mode dunia. Termasuk, di New York.
Namun tahukah Anda, siapa top model New York pertama perempuan yang diklaim sebagai "the most perfect model"?
Baca Juga
Jika supermodel pertama di dunia adalah Evelyn Nesbit dari Philadelphia, maka New York punya Audrey Munson.
Advertisement
Audrey berasal dari Manhattan. Ia mengawali karirnya di bidang modelling pada tahun 1910-an. Julukan yang melekat pada dirinya sebagai 'model yang paling sempurna' kala itu didasarkan pada bentuk tubuh dan wajahnya yang sangat proporsional.
Baca Juga
Bahkan hingga kini, sosoknya mengilhami karya-karya patung yang masih berdiri tegak saat ini di Manhattan, Brooklyn, dan The Bronx.
Wajahnya yang cantik juga disebut-sebut sebagai penjelmaan Pamona, dewi kelimpahan dalam mitologi Romawi. Bagi Anda yang tengah mengunjungi kota ini, dapat melihat patungnya di sebuah air mancur di The Plaza Hotel, New York.
"Dia adalah supermodel pertama dan model pertama yang diakui oleh masyarakat pada saat itu," ucap Diane Rozas, penulis Amerika Venus: The Extraordinary Life of Audrey Munson, Model, dan Muse yang dilansir dari News.com.au, Selasa (9/3201).
Audrey lahir di Kota Rochester di negara bagian Monroe, New York pada tahun 1981. Saat orangtuanya bercerai, ia pun pindah ke Manhattan mengikuti ibunya. Di kota itulah ia mengawali profesinya sebagai seorang model pada usia 15 tahun.
Konon ceritanya saat itu ia didekati oleh seorang fotografer yang terpikat oleh kecantikannya dan minta untuk mengambil fotonya. Seiring waktu berjalan Audrey pun menjadi model yang paling banyak diminta untuk melakukan berbagai sesi foto dari beberapa kalangan atau perusahaan.
Meski foto itu mengharuskan ia harus bertelanjang bulat, baik Audrey dan ibunya tidak merasa keberatan.
Seperti hal-nya para model saat ini, karir modelling-nya berlanjut ke sebuah kontrak film. Pada 1915, Audrey pun menjejakkan kakinya di film layar lebar pertamanya dan sukses besar. Saat itu film yang diputar masih berupa film bisu.
Kesuksesan di film pertamanya membuat beberapa ajakan dari para produser untuk bermain film terus mengalir kepada Audrey. Atas semua hasil kerja kerasnya itulah, perempuan muda ini mendapatkan pundi-pundi uang yang melimpah.
Sayangnya model cantik ini adalah orang yang sangat boros karena gayanya yang ingin selalu tampil glamor dan berfoya-foya. Kehidupannya semakin terpuruk ketika pada 1919, Audrey dikaitkan dengan sebuah kasus kriminal hingga menggemparkan kota Manhattan.
Di saat ia tengah terpuruk, Audrey bertemu dengan mantan tuan tanahnya, Dr Walker Keene Wilkins di West 65th Street. Kecantikan Audrey membuat pria yang telah beristri ini jatuh hati.
Karena obsesinya yang ingin segera menikahi Audrey, Wilkins pun membunuh sang istri. Ia pun bahkan membuat cerita bohong bahwa pembunuhan sang istri dilakukan oleh pencuri.
Namun polisi berhasil membongkar semua kebohongannya. Atas perbuatan kejinya itu, Wilkins dinyatakan bersalah dan tuan tanah ini dijatuhi hukuman mati.
Berita-berita yang beredar bahwa ada hubungan khusus antara dirinya dan Wilkins, semakin membuat hidup Audrey hancur. Ia pun akhirnya pergi ke sebuah kota kecil di Mexico, New York di mana ia dan sang ibu melanjutkan kehidupanya dengan berjualan peralatan rumah tangga dari perak untuk menghidupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Lama kelamaan, Audrey menjadi depresi atas emua peristiwa yang menimpanya. Ia bahkan dilaporkan kerap menyebut dirinya "Baroness Audrey Meri Munson". Dan klimaksnya, pada 1922 dia mencoba bunuh diri dengan OD'ing -- pil dengan kandungan merkuri bichloride. Untungnya ia selamat dan kembali pulih.
Namun pada 1931, model cantik ini dibawa ke rumah sakit jiwa di Ogdensburg, New York. Sejak saat itu, Audrey menghabiskan sisa hidupnya hingga ajal menjemput pada 1996 di usia 104 tahun. Makamnya pun tidak bernama. Keberadaannya pun kian terlupakan.
"Saya bertanya-tanya, jika banyak dari pembaca berdiri di depan sebuah karya patung yang indah ... dan bertanya-tanya,' di mana dia sekarang, model ini yang begitu cantik itu?'," tulis Audrey pada 1921 di sebuah kolom koran.