Liputan6.com, Yerusalem - Dalam tradisi masyarakat Timur Tengah, nama seorang wanita biasanya dilekatkan kepada pria di sekelilingnya (ayah atau suami). Temuan baru-baru ini di Yerusalem merupakan temuan yang tidak biasa.
Dikutip dari Ancient Origins pada Selasa (8/3/2016), sebuah cincin batu dari Jaman Bait Pertama ditemukan di Yerusalem. Uniknya, selain ada nama ayahnya, cincin itu memiliki ukiran nama seorang wanita, Elihana bat Gael.
Baca Juga
Baca Juga
Temuan di kawasan Kota Daud di Yerusalem itu menunjukkan bahwa pemilik cincin bersegel itu adalah seorang yang luar biasa dibandingkan dengan kaum wanita pada jamannya. Kata pihak Otoritas Purbakala Israel, “Ia memiliki status hukum yang mengizinkannya melakukan bisnis dan memiliki properti.”
Advertisement
Temuan ini unik dan menarik karena ada anggapan dalam tradisi bahwa para ayah hanya mengajarkan perdagangan kepada anak-anak lelakinya sedangkan kaum wanita hanya diajarkan untuk memasak dan menenun.
“Menemukan segel yang memilki nama dari masa Bait Pertama saja sudah sulit, terlebih langka lagi menemukan segel yang dulunya dimiliki seorang wanita,” demikian disebutkan Otoritas Purbakala Israel (Israel Antiquity Authority, IAA).
Kebanyakan segel kaum wanita dari jaman itu yang ditemukan hingga saat ini bertuliskan nama ayah, bukan nama suami sang wanita.
“Sepertinya Elihana memiliki hak untuk properti dan kemandirian keuangan bahkan setelah menikah, dan nama ayahnya tetap dipakai. Namun demikian kami tidak memiliki informasi secukupnya tentang peraturan di Yudea pada masa itu,” kata Dr. Hagai Misgav dari Hebrew University di Yerusalem.
Lanjutnya, “Di sini, juga dalam beberapa kasus lainnya, hal ini mungkin menunjukkan status Elihana yang relatif tinggi dan tergantung kepada asal usul keluarganya, bukan dari keluarga suaminya.”
Walaupun nama Elihana tidak tercantum dalam Alkitab, ada sebuah segel kaum Amon dengan nama yang mirip, Eliya, dari masa yang sama. Eliya adalah bentukan nama perempuan untuk nama ‘Eli’ dalam Alkitab.
Yang menarik, kitab Nehemia dalam Alkitab berbicara tentang sejumlah saudagar dan penjual aneka barang yang pergi ke Yerusalem.
Penggalian juga mengungkapkan sebuah segel langka lainnya milik seorang pria bernama Sa’aryahu ben Shabenyahu. Nama Sa'aryahu sendiri tidak terdapat di dalam Alkitab.
Segel itu ditemukan di kumpulan tembikar dari Arad dan merupakan koleksi terbesar tembikar dari jaman Alkitab yang pernah ditemukan. Koleksi itu mencakup lebih dari 200 benda berukir dalam bahasa Ibrani, Aram, dan lainnya.
Nama Sa’aryahu mirip dengan suatu kata yang ditemukan dalam kitab Ayub dan mungkin berarti “Tuhan yang dinyatakan dalam sebuah badai.”
Administrasi Kerajaan Yudea
Bangunan yang ditemukan bersamaan dengan segel-segel itu diduga merupakan bangunan administrasi publik. Di antara sejumlah temuan terdapat mahkota tiang khas untuk masa itu, timbangan untuk perdagangan, kepingan tembikar, dan pecahan-pecahan dewi kesuburan.
Kata kepala penggalian, Dr. Doron Ben-Ami dari Hebrew University, “Segel pribadi, seperti milik Elihana dan Sa’aryahu, dipakai untuk mencap dokumen dan sering dijejaskan sebagai bagian cincin yang dipakai oleh pemiliknya.”
Ia menambahkan, “Ada perasaan bahwa ini adalah gedung administratif—tentu saja, deretan bangunan yang mengelilingi Bait Kudus bukanlah untuk gedung-gedung biasa.”
Cincin bersegel pejabat yang berkuasa merupakan lambang wewenangnya. “Di zaman kuno, cincin itu menegaskan jatidiri, moyang, dan status pemilik segel.”
Dokumen atau benda resmi yang tidak boleh dipalsukan atau diubah disegel menggunakan cincin demikian, serupa dengan penggunaan segel ataupun tandatangan pada masa kini.
Penggalian ini merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah Yerusalem di Kota Daud dan telah berlangsung selama 9 tahun. Sudah ada ratusan temuan menarik, misalnya segel Hizkia yang ditemukan tahun lalu dan menjadi bukti bahwa Yerusalem menjadi ibukota utama Yudea pada abad 8 SM.
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.