Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan otomotif raksasa Jepang, Toyota menciptakan alat yang bisa dipakai oleh penderita tunanetra untuk bergerak dengan lebih leluasa. Alat yang sedang dalam pengembangan tersebut bernama Project Blaid.
"Tapi ketika sudah resmi diluncurkan, perangkat tersebut akan mengisi kekosongan dari alat-alat pembantu tunanetra seperti tongkat jalan, anjing penuntun dan GPS, dengan memberikan pengguna informasi tambahan tentang wilayah di sekitar mereka," jelas perusahaan tersebut.
Baca Juga
Alat ini bukan sebagai pengganti anjing penuntun atau bantuan tunanetra lainnya, tapi sebagai pembantu dari metode-metode yang sudah ada.
Advertisement
Pengguna memakai alat pada bahu, dan membantu bernavigasi dalam ruangan, seperti perkantoran, mal dengan mengarahkan mereka ke tempat-tempat tertentu seperti toilet, pintu-pintu, tangga dan eskalator.
Perangkat ini memiliki kamera yang mampu mendeteksi wilayah sekitar dan secara lisan memberi tahu kepada pengguna melalui pengeras suara.
Selain itu, pengguna juga bisa berinteraksi dengan alat dengan pengenal suara dan tombol kendali. Toyota bahkan berencana untuk mengembangkan alat tersebut dengan fungsi-fungsi seperti pemetaan terintegrasi, pengenalan obyek dan pengenalan wajah.
"Toyota lebih dari sekadar mobil-mobil dan truk-truk bermutu," ungkap Doug Moore, manajer rekanan robotika di Toyota.
"Kami percaya memiliki tanggung jawab dalam tantangan mobilitas, termasuk membantu orang-orang yang memiliki keterbatasan untuk melakukan sesuatu."
"Kami percaya proyek ini memiliki potensi untuk memperkaya kehidupan tunanetra," lanjutnya.
Ini merupakan proyek berkelanjutan, dan alat tersebut masih dalam pengembangan. Tapi kami belum bisa memberikan tanggal khusus untuk alat itu," ungkap juru bicara Toyota kepada Daily Mail.
Baca Juga
"Produk ini masih dalam pengembangan, jadi masih terlalu dini untuk mengungkapkan harga, tapi komitmen kami adalah menjadikannya terjangkau untuk para pengguna."
Menurut National Health Service (NHS), ada sekitar 2 juta jiwa yang hidup tanpa bisa melihat. Dari jumlah itu, sekitar 360.000 terdaftar sebagai tunanetra atau buta sebagian.
Degenerasi makular terkait usia lanjut menjadi penyebab kebutaan pada dewasa. Sebab-sebab lain hilangnya penglihatan diakibatkan oleh glaucoma, katarak dan retinopati diabetik.
Prediksi mengungkapkan bahwa pada tahun 2020 jumlah orang yang menderita kebutaan akan meningkat hingga 2.250.000, menurut laporan yayasan amal Royal National Institute of Blind People (RNIB). Hal ini disebabkan karena usia, serta meningkatnya kasus diabetes dan obesitas.
Pada tahun 2050, jumlah orang yang menderita kebutaan di Inggris akan mengalami peningkatan hingga dua kali lipat atau sekitar hampir empat juta, menurut laporan yayasan tersebut.