Sukses

Layanan Unik Kiriman Pesan ala Rusia

Di masa krisis ekonomi, perlu ada pembeda produk yang ditawarkan kepada pengguna pengiriman pesan melalui media sosial.

Liputan6.com, Ulyanovsk - Krisis finansial melanda sebagian besar wirausaha Rusia, para pendiri sistem pengiriman pesan baru di Rusia malah berkembang pesat. Hanya dalam setahun sejak didirikan pada musim semi 2015, layanan ini sudah meraup US$ 65.000 (Rp 844 juta) dalam kurun waktu tidak sampai setahun.

Dikutip dari Russia Beyond The Headlines (RBTH) pada Sabtu (12/3/2016), layanan ini memungkinkan pengguna mengirimkan pesan ataupun ucapan selamat yang dituliskan pada dada pria maupun wanita.

Pengguna memilih model secara online atau daring lalu mengirim isi teks pesan yang akan dikirim. Sesudah sekitar 1 jam, pengguna akan menerima kartu foto yang kemudian dapat dikirimkan kepada teman sebagai hadiah.

Biaya layanan ini sekitar US$ 30 (Rp 389 ribu). Sebetulnya ada layanan yang lebih murah -- sekitar US$ 8 (Rp 103 ribu) -- tapi penggunanya tidak bisa memilih model yang diinginkan. Untuk layanan tersebut, pihak pengelola pesan akan memilihkan ‘pembawa’ pesan tersebut.

Layanan ini merupakan buah pikiran ahli program komputer dari Kota Ulyanovsk, namun sekitar 63% permohonan layanan malah berasal dari luar Rusia. Pengelola telah mendapatkan permintaan mengirim pesan dalam bahasa Inggris, Ibrani, India, Korea, dan Jepang.

Layanan pengiriman pesan unik dari Rusia. (Sumber cuplikan video Tittygram)

Menurut hitungan statistik oleh perusahaan, sebanyak 30% pelanggan akan kembali memesan kartu baru dan beberapa di antaranya bahkan menggunakan layanan Tittygram ini seakan sebagai layanan obrolan (chat).

Apa resep keberhasilannya? Vladimir Gritsenko, salah satu pendiri sekaligus manajer proyek Tittygram mengatakan kepada RBTH, "Rahasia proyek yang sukses sebenarnya sederhana, gagasannya harus lucu. Kami memutuskan untuk memusatkan pada apa yang paling disukai."

Menurut dia, penanaman modal awal senilai 2 juta rubel (Rp 371 juta), tapi perusahaan sudah meraup 5 juta rubel (Rp 928 juta) bahkan sebelum akhir tahun 2015. Sejauh ini sudah ada sekitar 6.000 pesan yang dikirimkan menggunakan layanan ini.

Sejujurnya, Gritsenko mengatakan bahwa ‘kartu’ dengan model seorang wanita 7 kali lebih disukai daripada seorang model pria.

"Pada awalnya, secara pribadi saya mencari para wanita muda yang setuju untuk ikut serta dalam proyek jejaring media sosial Rusia. Ada sejumlah komunitas dengan kaum wanita yang lebih terbuka," ujar Gritsenko.

"Ketika mulai naik daun, justru para wanita yang menuliskan kepada kami dan mengirim foto supaya menjadi pertimbangan," sambung dia.

Salah satu prinsip dasar layanan ini adalah ketiadaan nama. Perusahaan ini sekarang ‘mempekerjakan’ 10 model wanita, tapi ada sekitar 60 orang lainnya -- pria dan wanita -- yang bekerja secara freelance.

Lamaran untuk menjadi model datang dari berbagai negara. “Kami pernah dihubungi oleh 2 orang wanita dari AS karena mereka menginginkan pengalaman baru. Ada juga seorang wanita Tiongkok yang tinggal di Rusia," papar Gritsenko.

Walaupun enggan menyebut imbalan para modelnya, media di Rusia menyebut angka antara US$ 2 dan US$ 6,5 (Rp 25 ribu dan Rp 84 ribu) untuk sekali foto. Sejauh ini sudah ada sekitar 70 wanita yang tampil dalam kiriman pesan sejak bisnis dimulai.