Liputan6.com, Kuala Lumpur - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, melakukan pertemuan dengan beberapa kementerian di Malaysia. Langah tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah Indonesia dalam melakukan pembangunan desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
Dalam pertemuan pada Rabu 9 Maret 2016 waktu setempat, Menteri Marwan mengadakan pertemuan dengan Menteri Kemajuan Luar Bandar Dan Wilayah Malaysia (KLBWM), Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, di Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca Juga
“KLBWM dan Kementerian Desa ini memiliki kesamaan wilayah tugas, yaitu mengurusi desa-desa. Kalau di Malaysia, mereka membawahi 16 ribu desa yang unik. Keunikannya terletak pada proses pemilihan yang dipilih dan digaji oleh kementerian, yang pelantikannya dilakukan oleh pejabat setingkat gubernur,” ucap Menteri Marwan usai pertemuan dengan Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob dalam keterangan yang dikutip Jumat (11/3/2016).
Advertisement
Baca Juga
- Dubes Belanda: Giant Sea Wall Tak Dibangun, Jakarta Tenggelam
- Dubes Zagorsky: Belarus Siap Bantu RI Wujudkan Kemandirian Pangan
- Pendapat 3 Negara Soal Kehadiran Presiden Sudan di KTT OKI 2016
Pada agenda pertemuan tersebut, jelas Marwan, akan ditindaklanjuti dengan kerjasama 4 bidang untuk memajukan desa. Antara lain, pengembangan desa-desa perbatasan, pariwisata, perkebunan serta pertanian. “Melalui penguatan sektor pertanian, diharapkan pertumbuhan ekonomi di pedesaan akan semakin meningkat. Sehingga kesejahteraan masyarakat juga semakin meningkat,” ujarnya.
Pertemuan yang berlangsung di Kantor Lembaga Pengarah Pelaburan Mara Berhad tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan yang sangat penting bagi kedua negara.
Pertama, fokus pada pembangunan di desa-desa di perbatasan kedua Negara, RI-Malaysia. Kedua, membahas tentang rencana membuka potensi dagang untuk komoditas sektor perkebunan antara kedua Negara.
Ketiga potensi besar pada sektor pariwisata di desa-desa. Dan yang keempat adalah membahas pertanian, yang fokus pada upaya meningkatkan wirausaha desa atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Sementara itu, Menteri KLBW Malaysia, Ismail Sabri Yaakob mengatakan, Indonesia dan Malaysia memiliki perbedaan dalam menentukan kepala desa. Di Indonesia, Kepala Desa ditentukan melalui Pilkades (Pemilihan Kepala Desa), berbeda dengan Malaysia yang dipilih langsung oleh Kementerian.
“Kementerian Kemajuan Luar Bandar dan Wilayah Malaysia membawahi 16 ribu kampung. Kepala Desa di Malaysia dipilih dan digaji oleh kementerian, sedangkan pelantikannya oleh setingkat gubernur,” tutur Sabri.
Kedua Negara telah bersepakat untuk melanjutkan kerjasama. Kementerian KLBW Malaysia diwakili oleh Timbalan Ketua Setuausaha KKLW, Datuk Azizan Mohamad Sidin, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT, Anwar Sanusi.
Malaysia Terkesan Kerupuk Sidoarjo
Menteri Pertanian dan Industri Malaysia, Ahmad Shabery Cheek, mengaku terkesan dengan salah satu produk Indonesia, yakni Kerupuk Sidoarjo, Jawa Timur. Hal itu diungkapkan Shabery saat bertemu dengan Marwan Jafar, di Kuala Lumpur, Kamis 10 Maret.
Menurut Shabery, industri di Malaysia berkeinginan belajar dari Indonesia, bagaimana menjadikan kerupuk bukan menjadi makanan murahan, namun juga layak untuk dijual di restoran.
“Kerupuk Sidoarjo rasanya enak, kemasan juga menarik. Karena, tugas kementerian yang saya pimpin, menangani hal-hal yang berkaitan dengan makanan dan pertanian. Di mana, pertanian tidak hanya untuk membantu pengentasan kemiskinan saja, tapi sekaligus membantu petani dalam pengembangan produk yang dihasilkannya untuk diekspor,” papar Shabery.
Shabery Cheek, yang menangani industri makanan dan pertanian tersebut, berharap pertanian di Malaysia tak hanya untuk membantu pengentasan kemiskinan saja, tapi juga sekaligus membantu petani dalam pengembangan produk yang dihasilkan menjadi layak ekspor. Selanjutnya, pertemuan dengan Menteri Pertanian dan Industri Malaysia ini akan ditindaklanjuti dengan menjalin kerjasama.