Sukses

Model Ganteng dan Kekar Ini Terlahir sebagai Perempuan

Kehadiran Laith Ashley dalam New York Fashion Week berhasil mencuri banyak perhatian pengguna sosial media Instagram,

Liputan6.com, New York - Kehadiran Laith Ashley (26) dalam New York Fashion Week berhasil mencuri banyak perhatian pengguna sosial media Instagram, khususnya para perempuan.

Bagaimana tidak. Dengan tubuh kekarnya, bahunya yang lebar, otot perut yang six pack, tatapan mata yang tajam dan jenggot tipis yang menghiasi wajah tampannya, setiap wanita yang memandangnya bisa saja dibuat jatuh hati padanya.

Namun satu hal yang membuat ia berbeda dengan laki-laki berwajah tampan lainnya. Ashley sesungguhnya adalah transgender. 

"New York Fashion sangat menyenangkan. Lucu sebenarnya, karena saya tidak pernah berniat terjun sebagai model. Itu terjadi begitu saja," kata Ashley, seperti dilansir dari News.com.au, Jumat (11/3/2016).

"Tapi dengan menjadi model sekarang ini banyak hal-hal menarik yang saya temui. Saya selalu terkejut ketika saya masuk ke sebuah gym atau ke sebuah toko, orang-orang langsung mengenali saya," tambahnya.

Kehadiran Laith Ashley dalam New York Fashion Week berhasil mencuri banyak perhatian pengguna sosial media Instagram,(News.com.au)

Sejak berusia 5 tahun, Ashley mulai menyadari bahwa ia 'terjebak' dalam tubuh yang salah. Padahal kala itu, ia masih gadis cilik. 

Sejak saat itu, keinginannya untuk menjadi seorang laki-laki banyak mendapatkan tentangan dari orangtuanya dan sekitanya.

Namun di usianya yang ke-17, Ashley didukung penuh oleh ayah dan ibunya.

"Saya mengatakan pada ayah saya, jika ia mendukungku, maka itu akan mengalahkan kritikan apapun yang diarahkan padaku," ucap Ashley, seperti dilansir dari New York Post, Jumat (11/3/2016).

Dukungan dari orangtuanya itulah hingga membuatnya menjalani operasi perubahan fisiknya menjadi laki-laki pada tahun lalu.

Namun sebelumnya, Ashley lebih dulu melakukan suntik hormon testosteron untuk memberat suaranya pada 2014, dan agar wajahnya ditumbuhi janggut.

Namun satu hal yang membuat ia berbeda dengan laki-laki berwajah tampan lainnya. Ashley sesungguhnya adalah transgender. (New York Post)

 

"Setahun sebelum melakukan transisi medis dari fisik perempuan ke laki-laki, saya mengaku kepada ibuku bahwa saat itu saya sangat takut. Dibutuhkan waktu 6 tahun bagi saya untuk keluar sebagai seorang transgender dan memulai perawatan medis," tutur Ashley.

"Namun ketika rasa takut itu semakin besar, saat itu juga tidak ada yang dapat menghentikanku. Saya akhirnya merasakan hal yang paling nyaman yang pernah saya rasakan."

Usaha Ashley untuk meyakinkan kedua orangtuanya hingga ia mendapatkan dukungan penuh untuk menjadi seorang transgender mendapat apresiasi yang besar dari banyak orang.

Kepada The Insta Star, Ashley mengaku bahwa berusaha untuk menjadi panutan bagi orang sekitar tidak pernah ada dalam kamusnya.

"Saya tidak pernah berpikir diriku sebagai panutan, Itu adalah label yang ditempatkan pada saya setelah foto-foto saya mulai beredar melalui media sosial."

"Tapi ada satu periode yang membuat saya kewalahan. Saya lebih fokus pada semua komentar negatif, dan sejak itu yang ingin saya lakukan hanya menghilang," tambah Ashley.

Setelah melihat dirinya sebagai seorang laki-laki, kini Ashley merasa hidupnya lebih nyaman.

"Ketika bercermin, saya puas dengan citra diri saya. Seperti ini yang ingin saya tampilkan kepada dunia. Saya ingin menjadi diri saya sendiri," jelas Ashley.

Â