Sukses

Pasca-Bom Mobil, Presiden Turki Bertekad Berantas Habis Terorisme

Akibat ledakan bom tersebut, pemerintah pun memberlakukan jam malam sementara.

Liputan6.com, Baghdad - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk memangkas habis terorisme, setelah serangan di ibukota Ankara yang menewaskan sedikitnya 36 orang.

"Bom mobil bunuh diri semakin memperkuat tekad pasukan keamanan Turki memberantas mereka," jelas Erdogan seperti dikutip dari BBC, Senin (14/3/2016).

Setidaknya satu tersangka pengebom yang disebutkan sumber, adalah seorang perempuan anggota PKK pemberontak Kurdi -- juga meninggal.

Pesawat Turki mengebom sasaran-sasaran PKK (Partai Pekerja Kurdistan atau PKK) di Irak. Para pejabat menduga kelompok berada di belakang serangan itu.

"11 pesawat tempur melakukan serangan udara pada 18 target, termasuk pembuangan amunisi dan tempat penampungan di sektor Qandil dan Gara," kata militer.

PKK membenarkan ada serangan tersebut, namun mereka tak mengakui sebagai dalang di baliknya.

Diberlakukan Jam Malam

Akibat ledakan bom tersebut, pemerintah pun memberlakukan jam malam sementara.

"Di 2 kota terutama yang banyak terdapat Kurdi di bagian tenggara Turki, Yuksekova dan Nusaybin, ketika operasi keamanan dilakukan," demikian dilaporkan kantor berita Anadolu.

Jam malam di wilayah lain akan dimulai di kota Sirnak pukul 23.00 waktu setempat (21.00 GMT).

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku melakukan serangan yang terjadi di Ankara, tetapi sumber-sumber pemerintah telah curiga PKK berada di baliknya.

Menteri Dalam Negeri Turki, Efkan Ala mengatakan penyelidikan tersebut akan menyimpulkan pada hari Senin waktu setempat. Mereka yang bertanggung jawab akan dikenai sanksi setimpal.

Pemberontak Kurdi telah melakukan serangkaian serangan di Turki dalam beberapa bulan terakhir, dan pasukan keamanan telah menyerang balik dan gencatan senjata berakhir tahun lalu.

Belakangan ini kelompok ISIS juga menargetkan Ankara.

Ledakan bom yang terbaru ini terjadi pada Minggu 13 Maret sekitar pukul 18.40 (16.40 GMT), dan daerah itu dievakuasi dalam kasus serangan kedua.

Menteri Kesehatan Turki Mehmet Muezzinoglu mengatakan pada konferensi pers, bahwa 30 orang tewas di tempat kejadian dan 7 lainnya meninggal kemudian di rumah sakit. Setidaknya 1 orang di antaranya diduga kuat penyerang.

Pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan pengebom perempuan adalah anggota PKK dari kota timur Kars, yang bergabung dengan grup itu pada 2013.

"Lebih dari 100 orang dirawat di beberapa rumah sakit di Ankara, 15 di antaranya berada dalam kondisi kritis," jelas Muezzinoglu.

Bulan Februari lalu, serangan bom terhadap konvoi militer di Ankara menewaskan 28 orang dan melukai puluhan lainnya. Kelompok militan Kurdi, Kurdistan Freedom Hawks (TAK) mengklaim sebagai pelakunya melalui situsnya, menuliskan bahwa serangan itu sebagai pembalasan atas kebijakan Presiden Erdogan.