Sukses

Pertama dalam 50 Tahun, Myanmar Bersiap Pilih Presiden

Parlemen Myanmar bersiap menggelar pemilihan presiden baru pada Selasa waktu setempat.

Liputan6.com, Naypyidaw - Parlemen Myanmar bersiap menggelar pemilihan presiden baru pada Selasa waktu setempat. Ini merupakan jajak pendapat perdana yang didominasi sipil selama lebih dari 50 tahun, sebab 2 dari 3 kandidatnya berasal dari kelompok sipil.

Tiga kandidat yang sudah disodorkan majelis tinggi dan rendah, serta fraksi militer ialah Htin Kyaw, Henry Van Thio, dan Myint Swe, seperti dikutip dari BBC, Selasa (15/3/2016).

Sejauh ini kandidat yang diunggulkan adalah Htin Kyaw, sekutu dekat pemimpin National League for Democracy atau Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi.

Suu Kyi tidak bisa menjabat presiden karena Konstitusi Myanmar terdapat Pasal 59F, yang secara eksplisit melarang kandidat presiden memiliki anak kandung berkewarganegaraan lain. Suu Kyi menikah dengan ilmuwan berkewarganegaraan Inggris, mendiang Michael Aris. Kedua putra mereka pun berpaspor Inggris.

Partai yang dinaungi Suu Kyi telah bernegosiasi dengan kubu militer selama berminggu-minggu untuk mengamendemen Pasal 59F dalam Konstitusi. Namun, upaya itu tidak menemui hasil.

Sejauh ini militer masih berkeras menegaskan bahwa Aung San Suu Kyi tidak bisa menjabat presiden, berlatar aturan tersebut.

Bagaimanapun, Aung San Suu Kyi telah menegaskan bahwa dirinya akan memimpin Myanmar, terlepas siapa yang menjadi presiden.

"Kendati demikian, dia selalu mengatakan bahwa dia akan menjalankan negara meski tak menjadi presiden," ucap Suu Kyi beberapa waktu lalu.

Di parlemen Myanmar, NLD menduduki mayoritas kursi, selain 25 persen kuota khusus untuk militer. Dari 440 kursi di majelis rendah, sebanyak 255 kursi dikuasai NLD. Dominasi NLD juga tampak di majelis tinggi, dengan menguasai 135 dari 224 kursi.


Kandidat presiden Myanmar

Htin Kyaw dari NLD, dinominasikan oleh majelis rendah parlemen. Ia merupakan seorang penulis berusia 70 tahun dan sahabat dekat pemimpin NLD, Aung San Suu Kyi.

Henry Van Thio dari NLD, dicalonkan oleh majelis tinggi parlemen. Berasal dari etnik minoritas Chin dan merupakan sekutu Aung San Suu Kyi.

Myint Swe dicalonkan oleh pihak militer. Ia adalah pensiunan jenderal berusia 64 tahun dan merupakan sekutu dekat mantan pemimpin militer, Than Shwe.