Sukses

Jika Jadi Presiden, Donald Trump Masuk 10 Ancaman Terbesar Dunia

Perusahaan riset Economist Intelligence Unit menyamakan Trump dengan kebangkitan terorisme global.

Liputan6.com, Brussels - Peluang Donald Trump untuk memenangi kontes orang nomor satu AS terlihat cukup besar. Namun ia disebut-sebut bakal menjadi 10 besar ancaman dunia, berdasarkan laporan dari Economist Intelligence Unit (EIU).

Perusahaan riset itu memperingatkan kalau Trump mampu menghancurkan ekonomi global dan mempertinggi risiko politik dan keamanan di AS.

Peringkat risiko Trump jadi presiden jauh lebih berbahaya daripada Inggris meninggalkan Uni Eropa atau bahkan perang meletus di Laut China Selatan.

Salah satu momen berisiko lainnya adalah keterpurukan ekonomi China. Selain itu, intervensi Rusia ke Ukraina dan Suriah yang diprediksi akan menciptakan 'perang dingin' baru.

 

"Sejauh ini, Trump telah memberikan kebijakannya dengan sangat detail, dan rupanya mengandung risiko menghancurkan tatanan yang selama ini terjaga," tulis EIU dalam pernyataannya tentang global risk assessment jika Trump jadi presiden AS, termasuk kemungkinan dan dampaknya.

EIU menggunakan skala 1 hingga 25 dan pengandaian Trump jadi presiden AS berada di peringkat 12. Sama dengan level risiko 'bangkitnya terorisme yang mampu menghancurkan stabilitas ekonomi global'.

"Ia jelas-jelas kasar terhadap perdagangan bebas, termasuk Nafta (The North American Free Trade Agreement) dan berulang kali memberi label China adalah tukang tipu," lanjut EIU, seperti dilansir dari BBC, Kamis (17/3/2016)

Lembaga itu juga memperingatkan bahwa bahasa miliader itu sangat kasar terhadap Meksiko dan China, bisa berujung pada perang perdagangan.

Jadi Presiden, Donald Trump Masuk 10 Ancaman Terbesar di Dunia (EIU)

Di awal kampanyenya, Trump bahkan menyuruh Meksiko membangun tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko, yang dibayarkan oleh negeri Sombrero untuk menahan laju imigran ilegal, dan pengedar obat bius ke AS.

Kobarkan Kebencian

Sepanjang kampanyenya, pemilik Trump Tower itu juga kerap melontarkan kebencian, seperti merencanakan membunuh keluarga teroris dan menyerang Suriah untuk membumihanguskan ISIS.

"Bergaya militer kepada Timur Tengah dan melarang muslim ke AS berpotensi untuk membuat anggota teroris lebih banyak lagi, termasuk mengancam AS dan sekutunya," lanjut laporan itu.

Kritik yang dilontarkan kepada Trump senada dengan laporan itu.

Namun, bagaimanapun, pengusaha tajir itu semakin banyak mengumpulkan suara delegasi, tiket untuk konvensi Partai Republik.

Trump yang selama ini tak punya pengalaman politik bahkan mengancam bahwa pendukungnya akan rusuh jika partai berlambang gajah menolak nominasinya.

EIU juga memprediksikan jika Trump menang nominasi partai Republik serta jadi presiden AS, kebijakan dalam dan luar negeri AS akan berubah.

"Musuh bubuyutan dalam hierarki Partai Republik terhadap Trump dikombinasikan dengan oposisi Demokrat yang berbahaya tak terelakkan. Akhirnya, akan banyak kebijakan radikal Trump yang dijegal oleh Kongres," tutup pernyataan itu.