Sukses

Ini Respons Kemlu Soal Israel Larang Menlu Retno ke Palestina

Pria yang akrab disapa Tata itu mengatakan, Kemlu sama sekali tidak diberitahu alasan kenapa Israel melarang Menlu Retno masuk ke Ramallah.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arrmanantha Nasir angkat bicara terkait dilarangnya Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi masuk ke Ramallah untuk meresmikan Konsulat Kehormatan RI untuk Palestina. Pelarangan tersebut dilakukan oleh Otoritas Israel.

Pria yang akrab disapa Tata itu mengatakan, Kemlu sama sekali tidak diberitahu alasan kenapa Israel melarang Menlu Retno masuk ke Ramallah. Namun, pihaknya mengaku tak mau ambil pusing dengan perihal tersebut.

"Alasannya, sebenarnya kita tidak peduli alasannya," kata pria yang kerap disapa Tata ini, dalam pres briefing mingguan Kemlu, Kamis (16/3/2016).

Tata menyebut, sikap tersebut diambil bukan tanpa alasan. Sebab semua misi diplomatik yang dibawa Menlu Retno dalam lawatan kenegaraannya sudah tercapai.

"Tujuan kita kan ke sana untuk melakukan pertemuan bilateral dan meresmikan konsulat kehormatan," sambung dia.

Oleh sebab itu, ia mengaku tak masalah jika peresmian Konsulat Kehormatan RI di Ramallah tidak dilangsungkan di Palestina. Kemlu pun sejak awal, sudah menyiapkan banyak skenario.

"Sejak awal menlu direncanakan akan gunakan helikopter dari air base Amman langsung ke airbase helipad istana kepresidenan Palestina. Menlu tidak akan lewati jalur darat atau cek poin Israel," ujarnya.

"Dari awal memang kita siapkan 2 skenario pelantikan yaitu melantik konsulat kehormatan di Ramallah atau KBRI Amman," tambahnya.

Tata juga menambahkan, beberapa artikel media Israel yang menyebut Menlu Retno berencana bertemu pejabat Israel saat berkunjung ke Yordania itu tak benar. 

"Disebut (dalam beberapa media Israel), adanya kesepakatan bahwa menlu berencana ke Ramallah dan mampir ke Yerusalem (dan temui pejabat Israel) ini suatu kesalahan," sebut Tata.

"Saya ingin tegaskan, tidak pernah ada pertemuan antara Kemlu RI dan Israel terkait pertemuan Ramallah," pungkas Tata.