Sukses

Dongeng Cinderella Jiplak Cerita Tiongkok Berusia 2.200 Tahun?

Cerita versi Tiongkok sudah berusia 2.200 tahun dan mirip dengan cerita Cinderella moderen.

Liputan6.com, Beijing - Cinderella merupakan salah satu tokoh fiksi yang populer di dunia. Cerita tersebut pertama kali muncul dalam film animasi yang dibuat oleh Walt Disney Pictures di tahun 1950.

Tokoh fiksi protagonis tersebut diakui telah dibuat pada abad ke-17 oleh penulis Italia, Giambattista Basile.

Pada abad ke-18, seorang penulis asal Prancis, Charles Perrault, menulis Cinderella dengan versi lebih ramping dan menjadi edisi yang paling banyak dibaca.

Namun jauh sebelum itu, Tiongkok juga memiliki tokoh "Cinderella" bernama Ye Xian. Dalam cerita itu, ia digambarkan sebagai gadis muda yang hidup pada masa Dinasti Qin dan Han (221-206 dan 206-220 SM).

Sebagai anak seseorang yang memiliki jabatan, Ye Xian tumbuh dengan baik. Namun ayahnya meninggal dan kemudian ia tinggal bersama ibu tiri yang jahat.

Seperti cerita Cinderella, Ye Xian tak memiliki pilihan lain selain mematuhi peraturan ibu tirinya. Karakter utama dari cerita tersebut juga sangat mirip, seperti ibu dan kakak tiri jahat, makhluk supernatural yang dapat mengabulkan permintaan, serta tokoh laki-laki dari kerajaan yang membawanya kepada kebahagiaan.

Ye Xien secara mental dan fisik selalu dibandingkan dengan kakak tirinya, Jun-li. Sang kakak tiri digambarkan memiliki rupa jelek dan memiliki sifat iri hari, sedangkan Ye Xien merupakan gadis cantik dan cerdas.

Dengan kematian ayahnya, Ye Xian dipaksa untuk menjadi pelayan keluarga tirinya--yang berniat menghancurkan kecantikannya, demikian seperti dikutip dari Ancient Origin, Selasa (22/3/2016).

Selain itu, karena ayahnya merupakan seorang kepala suku Tiongkok, kurangnya ahli waris laki-laki membuat orang lain mengambil kendali sehingga Ye Xian dan keluarganya jatuh miskin.

Pelindung Sakti Ye Xian

Ye Xian hanya memiliki seorang teman, yaitu seekor ikan yang hidup di sungai dekat rumahnya.

Ikan itu ternyata merupakan pelindung yang dikirim dari langit oleh ibu kandungnya untuk membantu Ye Xian melalui masa sulit dalam hidupnya.

Namun, sang kakak tiri, Jun-li, menangkap hewan tersebut dan menyantapnya bersama ibunya.

Seperti kisah Cinderella yang memiliki ibu peri, begitu juga Ye Xian. Setelah kematian temannya itu, ia dikunjungi oleh roh leluhur yang memberitahu walaupun jasad ikan itu telah tiada, tapi arwahnya tetap hidup.

Dengan mengubur tulang ikan di sudut kamarnya, Ye Xian masih dapat merasakan kekuatan roh tersebut dan apa pun yang ia minta akan terkabul.

Akhir Cerita Bahagia

Ketika perayaan tahun baru tiba, Ye Xian ditinggal oleh ibu dan kakak tirinya, yang tak mengajaknya ke festival karena khawatir kecantikan gadis itu dapat menandingi Jun-li.

Namun dengan bantuan roh ikan, ia berangkat ke festival itu diam-diam, berdandan, dan mengenakan gaun sutera serta sepatu emas.

Di pesta itu, Ye Xian dikagumi karena kecantikannya. Namun, ia takut bila kedatangannya diketahui oleh keluarga tirinya, hingga ia kabur dan tak sengaja meninggalkan salah satu sepatu emasnya.

Melalui sebuah perdagangan, sepatu emasnya berakhir di tangan Raja To'Han, pemimpin sebuah kerjaan besar yang mencakup banyak pulau.

Ukuran sepatunya yang kecil dianggap sebagai simbol kecantikan ideal. Sang raja pun bersabda ia meminta para abdi untuk menemukan pemiliknya.

Pernikahan pada Dinasti Qing (Foto: Wikimedia Commons).

Namun, tak ada satu pun perempuan yang muat mengenakan sepatu itu.

Cerita tersebut berakhir ketika Ye Xian menghampiri tempat sepatu itu disimpan dan meyakinkan bahwa benda tersebut merupakan miliknya. Ia juga mengisahkan kehidupannya pada sang raja.

Raja tersebut kemudian terkesima dengannya dan menyelamatkan Ye Xian dari keluarga tirinya yang kejam. Ia kemudian menikahinya serta menjadikannya ratu dan mereka hidup bahagia selama-lamanya.

Mirip bukan dengan kisah Cinderella?

Video Terkini