Liputan6.com, Brussel - Insiden teror beruntun di Brussel merenggut banyak nyawa. Kantor berita resmi Belgia, Belga melaporkan jumlah korban tewas di Bandara Zaventem, Belgia mencapai 13 orang dan korban meninggal di stasiun kereta bawah tanah berjumlah 10. Sementara 35 orang dilaporkan terluka.
Ledakan di bandara terjadi pada Selasa (22/3/2016) tepat pukul 08.00 waktu setempat, tak lama kemudian bom meledak di stasiun Metro.
Laporan soal korban jiwa diterima oleh sumber rumah sakit. Pascainsiden, gedung milik Uni Eropa yang tak jauh dari Metro Belgia ditutup, demikian pula dengan bandara itu dan tempat umum seperti museum, seperti dilansir dari Reuters.Â
Advertisement
Â
Baca Juga
Rangkaian serangan teror itu terjadi setelah penangkapan Saleh Abdeslam beberapa waktu lalu. Abdeslam merupakan buronan nomor satu dunia setelah ia mengordinasi serangan teror di Paris 13 November lalu yang menewaskan 130 orang.
Pihak transportasi kereta antar Eropa, All Eurostar juga menghentikan layanannya. Juru bicara mengatakan pihaknya menutup seluruh stasiun dan meminta penumpang untuk menunda rencana keberangkatannya.
Sementara itu, TV Belgia, VRT mengutip keterangan polisi bahwa ledakan di bandara dilakukan oleh bomber bunuh diri. Sejumlah saksi mata mengatakan sebelum ledakan terjadi, terdengar suara berondongan senjata dan suara orang berbahasa Arab.
Perdana Menteri Belgia, Charles Michel mengatakan pemerintahannya akan terus memonitor situasi setiap saat. Dalam Twitternya ia menulis, "Prioritas kami adalah para korban dari ledakan."
Pemerintah Belgia kini meningkatkan level keamanan nomor 4 atau paling tinggi setelah ledakan terjadi.