Sukses

Menlu Retno: PM Selandia Baru Segera Datang ke RI

Meski menyatakan PM Key akan datang ke Jakarta, Menlu Retno tak membocorkan tanggal pastinya.

Liputan6.com, Bali - Rangkaian pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi di sela-sela Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Bali Process terus berlanjut. Kali ini ia melakukan pertemuan dengan Menlu Selandia Baru, Michael Woodhouse.

Bersama Woodhouse, sejumlah pembahasan penting didiskusikan Menlu Retno. Termasuk di antaranya, rencana lawatan kenegaraan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, John Key.

"Kami turut membicarakan rencana lawatan PM Selandia Baru ke Indonesia," sebut Menlu Retno di Nusa Dua, Bali, Selasa (22/3/2016).

Meski menyatakan PM Key akan datang ke Jakarta, Retno tak membocorkan tanggal pastinya. Dia hanya mengatakan akan ada beberapa hal yang diharapkan dapat disetujui saat PM Key berada di Tanah Air.

"Kami juga membicarakan upaya finalisasi draft MoU terkait imigrasi dan border control management, yang kami harap saat PM Selandia Baru datang bisa ditandatangani," sambung Retno.

Permintaan Bebas Visa WNI ke Selandia Baru

Tak hanya itu, eks Dubes RI untuk Belanda ini juga meminta Selandia Baru mempertimbangkan pemberian bebas visa bagi WNI. Hal ini penting karena RI sudah lebih dulu memberikan pembebasan visa bagi warga Selandia Baru.

"Indonesia menginformasikan telah memberikan visa kunjungan singkat bagi WN (warga negara) Selandia Baru yang ke Indonesia dan kami harap Selandia Baru memberikan hal tersebut juga pada warga Indonesia," tambahnya.

Menambahkan pernyataan Retno, Menlu Woodhouse mengaku senang bisa berada di KTM Bali Process. Sementara untuk rencana lawatan PM Key, dia yakin saat kunjungan itu terjadi hubungan kedua negara akan semakin erat.

"Saya harap saat PM Key datang ke Indonesia hubungan dalam bidang perdagangan, pariwisata, edukasi internasional bisa lebih kuat lagi," pungkas Woodhouse.

Indonesia merupakan Mitra dagang terbesar Selandia Baru ke-12 pada dan pasar produk
pertanian terbesar ke-9 di 2014. Tak cuma itu, di 2014, Indonesia juga pasar ke-2 terbesar produk susu dan daging Selandia Baru.

Presiden Jokowi dan PM Key sebelumnya juga pernah bertemu. Pertemuan tersebut terjadi di Kuala Lumpur tahun lalu.

Salah satu hasil pertemuan di sela-sela "The 27th East Asia Summit" di Kuala Lumpur, Malaysia, 21 November 2015, kedua negara sepakat akan mengintesifkan kerja sama di bidang investasi Geothermal.

Di bidang kerja sama teknis, Indonesia dengan Selandia Baru memiliki New Zealand-Indonesia Country Strategic Framework for Development (CSFfD) 2012-2016 yang menjadi payung kerja sama renewable energy, disaster risk management, agriculture, human resources development dan Eastern Indonesia.

Melalui skema ini, Selandia Baru berkomitmen untuk memberikan bantuan dana sebesar 100 juta dolar Selandia Baru (US$ 68 juta) selama 5 tahun yang disalurkan melalui kerja sama di bidang peternakan sapi, karantina pertanian, riset dan teknologi pengeboran panas bumi, pelatihan dan pendidikan tenaga ahli panas bumi serta rehabilitasi pascabencana.

Video Terkini