Sukses

Wow, Badan Antariksa Eropa Tawarkan Wisata ke Bulan

Badan Antariksa Eropa berencana membuat pemukiman di Bulan untuk menjalankan misi ilmu pengetahuan, bisnis, bahkan pariwisata. Berminat?

Liputan6.com, Washington D.C. - Sebagian dari Anda mungkin ingin berlibur dengan nuansa yang berbeda. Misalnya saja pergi ke pedalaman dan hidup dengan penduduk lokal atau pergi ke angkasa luar.

Ya, kini liburan ke angkasa luar, khususnya bulan, semakin dekat untuk terwujud. Dalam kurun waktu 20 tahun, diperkirakan orang-orang Bumi dapat berwisata ke sana.

Kepala European Space Agency (ESA), Johann-Dietrich Worner, telah mengungkapkan ide membangun Moon Village atau Pedesaan Bulan yang diungkapkannya dalam sebuah video. Hal tersebut dikutip dari Daily Mail pada Rabu (23/3/2016).

Pemukiman yang mungkin akan terwujud di tahun 2030 tersebut, akan dibangun dengan menggunakan bahan material dari Bulan untuk menciptakan bangunan permanen dengan tujuan ilmu pengetahuan, bisnis, atau bahkan pariwisata.

Untuk membuat hal tersebut jadi kenyataan, Direktur Umum ESA berkata diperlukan kolaborasi dari setiap negara dengan mengirim para ahli, baik manusia atau robot.

Menurutnya, setelah 50 tahun manusia berhasil mendarat di bulan, langkah selanjutnya adalah membuat bangunan permanen yang fungsinya mirip dengan Internasional Space Station atau Stasiun Angkasa Luar.

Dari segi lokasi, para ahli merekomendasikan agar bangunan tersebut didirikan di kutub bulan atau pada area yang mendapatkan sinar Matahari terus menerus.

Di kutub bagian selatan, alias bagian gelap Bulan, manusia dapat mengakses air untuk memproduksi hidrogen dan oksigen.

Pada lokasi yang terdapat bayangan Bulan, para 'penduduk' dapat terlindung dari radiasi Matahari dan benda kosmik. Daerah tersebut juga mengurangi resiko micrometeorite dan suhu ekstrem.

Di lokasi tersebut juga cocok untuk dibangun teleskop radio yang memanfaatkan sumber daya Bulan, sebagai pengganti membawa bahan dari Bumi.

Bangunan yang dibuat dengan menggunakan sumber daya Bulan (Foto: ESA).

Bangunan yang rencananya akan dibuat dengan bantuan mesin cetak 3D itu membutuhkan bahan seperti air es, logam, dan mineral alami yang dapat ditemukan di Bulan. Tak hanya itu, bahan tersebut juga dapat digunakan untuk membangun seluruh struktur atau pemeliharaan dasar.

"Pertama-tama, sebuah rover akan ditempatkan di Bulan untuk membangun dome atau aula besar. Kemungkinan, dibutuhkan lebih banyak rover untuk mendirikan bangunan pada pertama kali," ujar Woener.

"Struktur ini akan digunakan untuk melindungi astronot," tambahnya.

Rover yang digunakan untuk membangun dome di Bulan (Foto: ESA).

Ketika banyak negara mempunyai rencana untuk melakukan perjalan ke Mars, Woerner berkata bahwa Bulan merupakan kenyataan yang lebih realistis.

"Saya setuju bahwa hal tersebut benar, bahwa manusia akan pergi ke Mars suatu hari nanti. Namun, hal itu akan terjadi dalam waktu yang masih lama," ujar Woerner.

Direktur Umum ESA berkata bahwa Moon Village akan digarap bersama dengan badan antariksa Amerika, Rusia, China, India, dan Jepang dengan kontribusi yang lebih kecil dari negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan untuk membangun teknologi yang diperkirakan akan memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu 20 tahun. Namun para ahli berkata bahwa pemukiman di Bulan merupakan suatu kebutuhan dan dapat menjadi lompatan besar dalam sejarah manusia.