Sukses

Kisah Nyata 'Superhero' di Tengah Teror Belgia

Alphonse Youla berada di Bandara Brussel saat ledakan terjadi Selasa 22 Maret 2016.

Liputan6.com, Brussel - Pada Selasa 22 Maret 2016, Alphonse Youla berada di Bandara Brussel, Belgia. Ia sedang melakukan pekerjaannya, melapisi koper dengan plastik pelindung. Tiba-tiba, ia mendengar teriakan dalam Bahasa Arab disusul suara ledakan menggelegar.

"Aku mendengar teriakan dalam Bahasa Arab, disusul ledakan...lalu, ledakan kedua terjadi, lebih besar dari yang pertama," kata dia, seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (23/3/2016).

Alphonse langsung berlari keluar, namun ia kemudian menghentikan langkahnya saat melihat dua lansia yang kepayahan.


"Dua lansia menghampiri. Saya menyelamatkan mereka dan menempatkan mereka ke dalam lift. Keduanya tak mau jauh-jauh dari saya, tapi apa daya, saya tak mungkin membawa mereka," kata dia.

Alphonse juga menyelamatkan sejumlah korban luka. Ia menggendong salah satunya. Sementara itu aparat yang dikerahkan mengevakuasi mereka yang cedera dan mengamankan area terdampak bom.

"Sungguh horor. Saya melihat setidaknya 7 orang tewas. Darah ada di mana-mana. Ada orang yang kehilangan dua kakinya," tambah pria keturunan Afrika itu.

Alphonse dilaporkan menyelamatkan 7 orang. Ia juga mengangkat 5 jenazah.

Jurnalis BBC, Gavin Lee mengunggah foto Alphonse yang sedang mengevakuasi korban, ketika noda darah melumuri tangan dan pakaian kerjanya yang berwarna hijau terang.

Pahlawan dalam insiden teror Belgia, Alphonse Youla (Twitter)


"Di mana Anda bisa menemukan sikap heroik: orang biasa justru tak lari menyelamatkan diri (reaksi yang normal), namun tetap tinggal untuk menyelamatkan orang lain," tulis dia dalam akun @GavinLeeBBC.

Setidaknya 35 orang tewas dan lebih dari 170 orang terluka akibat ledakan bom di bandara dan di stasiun kereta bawah tanah.

Salah satu bom yang ada di dalam Bandara Brussel diyakini berisi banyak paku.

Sejumlah saksi mata mendeskripsikan situasi mengerikan di dalam terminal keberangkatan bandara, pascabom yang menewaskan 14 orang dan melukai 50 lainnya.

Sementara itu, para calon penumpang dengan darah mengucur lari tunggang langgang menyelamatkan diri di tengah kepungan asap.

Salah satu saksi, dengan menahan tangis, mendeskripsikan kondisi korban yang kehilangan kaki terbaring tak berdaya di tengah genangan darah di ruang utama bandara.

Lainnya mengaku melihat bagian tubuh manusia yang tersebar, dan atap bangunan bandara runtuh setelah diguncang dua ledakan.

"Dua ledakan terjadi secara simultan. Satu di meja check in, lainnya di Starbuck," kata Samir Derrouich, pekerja restoran di bandara.

Sekitar 90 menit kemudian, ledakan terjadi di stasiun kereta bawah tanah di Brussel, merenggut 20 nyawa.

Ledakan terjadi hanya sehari setelah Menteri Dalam Negeri Belgia memperingatkan adanya serangan balas dendam atas penangkapan tersangka utara teror Paris, Salah Abdeslam.