Sukses

Kemlu: Kondisi WNI Korban Bom Belgia Makin Membaik

Terkait kabar di media sosial soal indentitas maupun korban telah meninggal dibantah dan informasinya tidak benar.

Liputan6.com, Jakarta - Insiden dua ledakan beruntun mengguncang Brussel, Belgia pada 22 Maret 2016 membuat pemerintah setempat memberlakukan tingkat keamanan tertingginya di level 4.

34 orang dinyatakan tewas sementara 260 dilaporkan terluka. Baik korban jiwa dan luka berasal dari berbagai dunia. Salah satunya dari Indonesia. Dilaporkan 3 WNI yang merupakan 1 ibu dan 2 anaknya terluka

 

Terakhir, tersiar di media sosial bahwa  sang ibu meninggal dunia. 

"Terkait berita ibu korban teror Brussel meninggal itu sama sekali tidak benar," kata juru bicara kemlu Arrmanantha Nasir seperti diterima Liputan6.com, Jumat (25/3/2016).

Pria yang akrab dipanggil Tata justru mengatakan kondisi sang ibu membaik.

"Info dari KBRI Brussel yang kami terima mengatakan ibu korban bom di bandara sudah sadar dan kondisinya membaik. Mudah-mudahan good sign dan terus membaik," lanjut Tata.

Kemlu juga menyangkal bahwa informasi detail keluarga yang beredar di media sosial termasuk nama dan foto bukan dari pihak kementerian.

"KBRI maupun Kemlu sama sekali tidak pernah memberikan informasi detil terkait kondisi maupun menyebut nama korban itu. Satu-satunya yang kami pernah beritakan adalah imbauan kepada WNI di Brussel dan terakhir travel advice," tambah Tata.

"Satu-satunya informasi yang telah kami keluarkan terkait bom Belgia tertera di website kami," tutupnya.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memastikan, ada 3 WNI yang menjadi korban dalam peristiwa teror bom Belgia. Tiga korban tersebut mengalami luka-luka dan merupakan seorang ibu dan dua orang anaknya. Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri terus berupaya memverifikasi dan menelusuri informasi mengenai 3 korban tersebut.

"Kita masih lakukan verifikasi mengenai tiga korban yang sejauh ini terkait WNI. Jadi sejauh ini informasi yang didapat, 3 korban itu seorang ibu, dan dua anaknya. Kami sudah dapat informasi ibu dan satu orang anaknya adalah WNI," ujar Menlu Retno di Gedung Pancasila, Kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis 24 Maret 2016.

Mengenai detail identitas tiga korban, Retno mengatakan, pihaknya belum bisa menyampaikannya ke publik.