Liputan6.com, New York - Gambar sang kakek pensiunan tentara dengan ‘pangkat’ kolonel ini termasuk yang paling dikenal di berbagai bagian dunia. Kisah suksesnya juga kerap dijadikan acuan kegigihan manusia mencapai keberhasilan walaupun pada usia lanjut.
Ternyata, ada sejumlah fakta tentang Colonel Harland Sanders—pendiri restoran Kentucky Fried Chicken—yang tidak terlalu sering diketahui orang.
Baca Juga
Dikutip dari tulisan lawas History.com pada Senin (28/3/2016), berikut adalah 8 fakta seputar pria kelahiran Henryville, Indiana, pada 9 September 1890 ini.
Advertisement
Bukan Kolonel hingga Pernah Jadi Bidan
1. Sanders membuka restoran pertamanya di dalam SPBU
Awalnya Sanders menyajikan hidangan untuk para pengemudi truk menggunakan meja makan keluarga yang disorong ke depan SPBUnya di kota Corbin, Kentucky.
Saat itu belum ada menu ayam goreng karena perlu waktu untuk penyajiannya. Ia menjual ham dan steak. Setelah menjadi terkenal, ia kemudian membuka Sanders’ Café di seberang jalan dan mulai meyajikan ayam goreng.
Penilai makanan Duncan Hines memasukkan restoran itu dalam panduan makanan jalanan pada 1935. Di sanalah, pada 1939, sang kolonel menggunakan panci bertekanan untuk menyempurnakan ayam goreng yang diulas dengan resep rahasia 11 rempah dan bumbu.
2. Ia pernah melukai pesaing usaha dalam tembak-menembak
Sanders yang keras kepala memang tidak sudi mengalah karena berada di lingkungan keras “Hell’s Half-Acre”, tempat SPBU Shell miliknya berada. Ketika itu ada raksasa restoran siap saji memasang iklan beberapa kilometer jauhnya di sejumlah lumbung yang merupakan bagian dari taktik pemasaran oleh Matt Stewart, pengelola SPBU Standard Oil.
Kedua kalinya Stewart mengecat di atas iklan restoran Sanders, sang pensiunan kolonel bergegas ke tempat kejadian bersama dengan dua orang pejabat Shell.
Dalam buku “Colonel Sanders and the American Dream” oleh Josh Ozersky, Stewart malah mengeluarkan pistonya dan menembak mati manajer distrik Shell bernama Robert Gibson. Sanders balas menembak dan melukai bahu Stewart. Stewart diganjar 18 tahun penjara untuk pembunuhan, namun dakwaan terhadap Sanders dibatalkan setelah sempat ditangkap pertama kalinya.
3. Sanders memang pernah di militer, tapi pangkat kolonelnya adalah pangkat kehormatan
Sanders memalsukan tanggal lahirnya supaya bisa mendaftar di Angkatan Darat (US Army) pada 1906. Ia berdinas di Kuba selama beberapa bulan sebelum dikeluarkan dengan hormat.
Pada 1935, Gubernur Kentucky, Ruby Laffoon, menerbitkan dekrit seremonial yang mengangkat Sanders sebagai kolonel kehormatan. Setelah penganugerahan kehormatan kedua kalinya pada 1949, Sanders menerima gelar itu dan menumbuhkan kumis serta jenggot, dipadukan dengan jas hitam dengan dasi kupu-kupu.
Tak lama kemudian, ia mengenakan jas putih yang membantu menyembunyikan noda tepung. Ia juga mewarnai kumis dan jenggotnya agar sepadan dengan rambut putihnya.
4. Sang kolonel pernah menjadi bidan persalinan dan praktik hukum sebelum berganti kiprah
Resume Sanders sangat beragam sebelum akhirnya ia menemukan sukses dalam bisnis ayam goreng pada usia 60-an. Sebagai pemuda, ia menjadi buruh tani dan kondektur sebelum bekerja di sejumlah perusahaan kereta di Selatan.
Ia kemudian belajar hukum melalui korespondensi dan praktik sebagai pembantu hakim di pengadilan Arkansas hingga akhirnya berkelahi dengan klien di dalam ruang sidang. Tamatlah kariernya di bidang hukum.
Ia kemudian mengemudikan feri mesin uap di Sungai Ohio antara Kentucky dan Indiana, berjualan asransi jiwa dan ban mobil. Selama di Corbin, ia bahkan pernah menjadi bidan persalinan. Katanya dalam otobiografi, “Tidak ada orang lain yang melakukan itu. Para suami tidak mampu membayar dokter ketika istri mereka hamil.”
Advertisement
Waralaba Perdana dan Hobi Memaki
5. Waralaba pertama Kentucky Fried Chicken ada di negara bagian Utah
Ayam gorengnya menjadi sangat digemari di tempat yang tidak diduga, yaitu di Salt Lake City, negara bagian Utah. Pada 1952, Pete Harman—seorang temannya yang juga menjalankan usaha restoran terbesar di kota itu—menjadi pembeli pertama waralaba KFC.
Menurut Ozersky, Harman itulah yang menggagas nama “Kentucky Fried Chicken” dan memulai wadah ember yang terkenal itu. Saat itu, Sanders berusia 65 tahun dan bergantung kepada uang jaminan hari tua Social Security sebesar $105 per bulan. Ia berkeliling negeri menggunakan Ford tahun 1946 untuk menemui para waralaba baru.
6. Setelah menjual perusahaan, ia malah menggugat “Kentucky Fried Chicken”
Sanders menjual KFC pada 1964. Pada 1971, konglomerat Heublein membelinya. Sang kolonel mengeluhkan sup yang kurang enak dan menyebut para pemiliknya “segerombolan pemabuk”.
Walaupun masih menjadi wajah bagi perusahaan, Sanders sangat muak dengan makanan KFC sehingga ia merencanakan waralaba saingan bernama “The Colonel’s Lady’s Dinner House” yang dibukanya bersama dengan istrinya di Shelbyville, Kentucky.
Ketika Heublein mengancam menghalangi rencana itu, Sanders menggugat senilah $122 juta. Keduanya mencapai kesepakatan di luar sidang dan Sanders mendapatkan $1 juta ditambah dengan kesempatan untuk memberikan pelajaran memasak kepada para petinggi Heublein sebagai gantinya mencela makanan KFC.
Sementara itu, “Claudia Sanders Dinner House” masih terus buka dan tetap beroperasi.
7. Sanders gemar memaki
Sang kolonel memang tampak seperti pria santun dari Selatan, tapi ucapannya dikenal tajam, terutama ketika ia tidak suka dengan mutu makanan yang disajikan oleh waralaba. “Sang Kolonel terkenal di antara orang-orang KCF dengan beragam makiannya,” demikian tertulis dalam profil di New Yorker pada 1970.
Ia mengakui demikian, “Saya memaki bahkan di hadapan kaum wanita atau siapapun, tapi entah bagaimana belum pernah ada yang tersinggung.”
8. Sang kolonel ditengarai pernah mengutuk tim bisbol Jepang
Hal ini tidak mengherankan bagi seorang pencaci maki, tapi ada legenda yang menyebutkan Sanders geram terhadap Hanshin Tigers setelah para penggemar tim bisbol itu merayakan kemenangan pada 1985 dengan cara melemparkan patung dirinya ke sungai Osaka. Patung itu dicabut dari suatu restoran KFC setempat.
Kekalahan berturutan tim itupun kemudian dikaitkan dengan “Kutukan Sang Kolonel”. Patungnya ditemukan lagi pada 2009 di dasar berlumpur sungai itu, tapi Hanshin Tigers belum pernah lagi meraih gelar.