Sukses

Tren Baru di Tiongkok, Berbaring di Peti Mati

Tren berbaring di peti mati dinilai dapat membuat orang-orang mengingat kematian dan lebih menghargai kehidupan.

Liputan6.com, Chongqing - Hampir seluruh orang di dunia menganggap bahwa pemakaman merupakan proses yang sakral. Tak sedikit yang merasa menyeramkan.

Namun prosesi kematian ternyata dapat menjadi tren. Seperti yang dikutip dari Shanghaiist.com, Selasa (29/3/2016), layanan pemakaman di Tianjin pada Jumat lalu menyelenggarakan pemakaman palsu.

Menurut mereka, hal tersebut bertujuan agar orang-orang dapat merasakan kematian. Bahkan partisipan juga diperbolehkan berbaring di dalam peti untuk lebih menghayati kematian.

Sebagian besar orang menganggap hal tersebut aneh. Namun, fenomena tersebut ternyata sedang menjadi tren di Tiongkok.

Di daerah bernama Chongqing, mereka mengubahnya menjadi sebuah permainan di mana pemainnya dapat berbaring dengan orang lain dalam keadaan gelap gulita dan melihat berapa lama mereka dapat bertahan.

Di tempat tersebut dua peti mati disediakan dengan label yang berbeda, yaitu "drunk driver" dan "in a drunken stupor", di mana pada peti kedua dapat memuat hingga dua orang.

Berbaring di peti mati jadi tren di China (Foto: Shanghaiist.com).

Seorang pria yang mencoba tren tersebut, yaitu Yang dari Distrik Nananqu di Chongqing pusat, menceritakan pengalamannya selama berada di peti mati.

Kepada NetEase  ia berkata, "Ketika petugas menutup peti mati seketika suasana menjadi gelap gulita. Meskipun tahu di luar banyak orang, tapi rasa takut itu tak dapat dihindari."

Banyak tanggapan beragam fenomena tersebut, namun ada yang menilai bahwa tren berbaring di peti mati dapat membuat orang-orang mengingat kematian dan lebih menghargai kehidupan.