Sukses

Bebas dari Ancaman Ebola, Travel Warning ke 3 Negara Ini Dihapus

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa virus Ebola bukan lagi sebuah ancaman bagi kesehatan masyarakat dunia.

Liputan6.com, Jenewa - Wabah virus Ebola yang pertama kali ditemukan di Afrika Barat kini bukan lagi sebuah ancaman bagi kesehatan masyarakat dunia. Hal tersebut sudah dipastikan oleh World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.

"Wabah virus Ebola sudah tidak lagi menjadi sebuah ancaman bagi masyarakat internasional," ucap Direktur WHO, Dr Margaret Chan dalam konferensi pers yang digelar Selasa, 29 Maret 2016 di Geneva, dikutip dari dailytelegraph, Rabu (30/3/2016).

Pada kesempatan itu, Margaret juga mengumumkan bahwa pihaknya telah menyepakati rekomendasi komite para ahli berisi saran diberlakukannya penghapusan travel warning dan kebijakan yang menghambat pergerakan perdagangan negara-negara seperti Liberia, Sierra Leone dan Guinea.

Kendati virus Ebola bukan lagi salah satu ancaman utama kesehatan masyarakat dunia, Margaret menyarankan semuanya untuk tetap waspada.

"Tetap perlu tingkat kewaspadaan yang tinggi dan kapasitas untuk merespons dengan cepat apabila ada yang terdeteksi dengan virus tersebut. Setiap negara harus mampu memastikan bahwa mereka bisa bergerak cepat menangani kasus ini ke depannya," jelasnya.

Kecemasan terhadap kesehatan masyarakat dunia memang akan menurun perihal Ebola. Namun, virus Zika yang akhir-akhir ini menggegerkan daerah Amerika Latin diperkirakan bisa menjadi ancaman yang lebih menakutkan dibandingkan Ebola.

Virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti ini dapat menimbulkan risiko terhadap janin pada wanita hamil, di mana bayi yang lahir memiliki kepala dengan ukuran kecil dan perkembangan otak yang tidak sempurna.

Sehari sebelum WHO mengumumkan dunia bebas dari ancaman Ebola, pihaknya menggelar pertemuan darurat untuk para senior di bidang kesehatan terkait ancaman virus Zika.

"Wabah Zika lebih parah jika dibandingkan dengan kasus Ebola pada tahun 2014-2015," kata Kepala Badan Amal untuk Riset bidang Biomedis asal Inggris (Wellcome Trust), Jeremy Farrar mengatakan, seperti dimuat di The Guardian.

"Bisa dikatakan lebih parah karena menyerang wanita hamil dan memberikan dampak buruk kepada bayi mereka. Jadi efeknya lebih berjangka panjang," tambahnya.

Wabah Ebola sebelumnya telah menewaskan sekitar 11.300 orang di tiga negara, setelah virusnya terdeteksi pada akhir 2013 berkembang di Guinea. Penyakit ini sempat menggegerkan dunia pada 2014, sampai WHO menganggapnya sebagai ancaman berskala global.