Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir angkat bicara terkait bebasnya tiga WNI dari pembajakan yang terjadi di perairan Malaysia. Dia mengatakan saat ini pemerintah belum mengetahui siapa yang membajak kapal Massive 6, yang awalnya diduga kuat disandera oleh kelompok radikal Filipina Abu Sayyaf.
"Sampai saat ini belum confirm siapa yang melakukan," ucap pria yang kerap disapa Tata tersebut di kantor Kemlu, Senin (4/4/2016).
Baca Juga
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Negara mengatakan ketiga WNI yang bebas dari penyanderaan ada dalam kondisi baik.
Advertisement
"Sekali lagi sudah diperoleh konfirmasi bahwa ketiga WNI tersebut dalam kondisi sehat, selamat," ucap Retno, Senin (4/4/2016).
Pembajakan kapal jenis tug boat berbendera Malaysia Massive 6 itu diduga dilakukan oleh kelompok radikal Filipina pimpinan Abu Sayyaf. Perampokan dan penculikan itu terjadi di perairan Ligitan pada Jumat 1 April 2016 sekitar pukul 18.15 waktu setempat.
Terdapat sembilan anak buah kapal (ABK) di kapal milik perusahaan Highline Shipping Sdn Bhd itu. Empat ABK di antaranya merupakan warga negara (WN) Malaysia, dua Myanmar, dan tiga lainnya dari Indonesia.
"Dari sembilan ABK tersebut hanya empat orang yang diculik dan masih disandera. Seluruh ABK yang disandera adalah WN Malaysia," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal, melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Sabtu 2 Maret.