Sukses

Seperti Ini Penampakan Asteroid yang 'Mengepung' Bumi

Sejumlah asteroid berada di dekat Bumi, 'menguntit' planet manusia. Dikhawatirkan mereka bisa memicu bencana bagi manusia.

Liputan6.com, Pasadena - Sudah sejak lama asteroid menjadi objek pengamatan para ilmuwan, termasuk Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Keberadaan batu angkasa tersebut tak bisa dipandang sebelah mata.

Sebab, asteroid bisa saja lolos dari pembakaran di atmosfer dan jatuh ke Bumi. Salah satunya pada 65 juta tahun lalu, batu angkasa raksasa menghantam Bumi dan memicu punahnya dinosaurus. 

Sejumlah asteroid berada di dekat Bumi, 'menguntit' planet manusia. Ada berapa sesungguhnya batu angkasa yang ada di dekat Bumi?

Baru-baru ini, NASA merilis video yang menggambarkan asteroid yang berada dekat Bumi.

Video itu disusun menggunakan data yang berasal dari misi Near-Earth Object Wide-field Survey Explorer (NEOWISE), yang diluncurkan pada 2009.

Menurut Daily Mail yang dikutip pada Jumat (8/4/2016), dari data baru itu NASA mencirikan 72 benda dekat bumi (near Earth Object/ NEO), sehingga total mencapai 439 buah. Selain itu, wahana ini juga mengungkap 250 benda lainnya.

NEO adalah komet dan asteroid yang terpengaruh oleh gaya gravitasi planet-planet raksasa dalam Tata Surya kita sehingga membentuk lintasan orbit yang memungkinkan benda-benda itu berada di sekitar Bumi.

Ada 8 benda yang ditemukan pada tahun lalu yang ternyata dapat digolongkan sebagai asteroid berpotensi bencana (potentially hazardous asteroid/PHA), berdasarkan ukuran dan kedekatan orbit mereka ketika mendekati Bumi.

Penampakan komet dan asteroid yang melakukan orbit dekat dengan orbit Bumi. Lingkar biru adalah lintasan orbit Merkurius, Venus, dan Mars. Lintasan warna hijau terang adalah lintasan orbit Bumi. Bintik hijau adalah NEO. (Sumber cuplikan video JPL NASA)

Sejak memulai survei pada Desember 2013, NEOWISE telah mengukur lebih dari 19.000 asteroid dan komet menggunakan panjang gelombang inframerah. Lebih dari 5,1 juta gambar merah infra terkumpul tahun lalu.

Sebuah film baru menggambarkan asteroid dan komet berdasarkan data yang terkumpul selama pengamatan NEOWISE hingga saat ini.

James Bauer, wakil pimpinan penyidik misi tersebut, mengatakan, “Dengan mempelajari penyebaran (distribusi) bahan yang berwarna lebih terang maupun lebih gelap, data NEOWISE memberikan pengertian yang lebih baik tentang asal-usul NEO, yang bermula dari bagian-bagian berbeda di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter atau dari populasi komet yang lebih banyak esnya.”

Wahana itu tadinya bernama Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) dan diluncurkan pada 2009. Wahana itu kemudian dibuat ‘tidur’ pada 2011 setelah tugas utamanya selesai.

Pada September 2013, wahana itu diaktifkan kembali, diganti namanya menjadi NEOWISE, dan diberi tugas baru oleh NASA untuk melakukan identifikasi populasi benda-benda angkasa yang berpotensi membawa bencana bagi Bumi.

Selain itu, NEOWISE juga mempelajari asteroid dan komet yang sudah dikenal untuk memberikan informasi tentang ukuran dan komposisinya.

“NEOWISE menemukan benda-benda besar dan gelap dekat Bumi dan temuan ini melengkapi jejaring teleskop yang berbasis di Bumi yang beroperasi pada panjang gelombang yang terlihat oleh mata.”

Amy Mainzer, kepala penyidik NEOWISE yang bekerja di Jet Propulsion Laboratory (JPL), mengatakan, “Secara rata-rata, benda-benda ini berukuran ratusan meter.”

Berikut ini adalah video terbitan NASA berdasarkan data NEOWISE selama kira-kira 2 tahun: