Sukses

Maskapai Pramugari Berbikini Vietnam 'Jajah' Inggris

Untuk membuat penumpangnya merasa senang, para pramugari ini tampil berbikini dan melenggak-lenggok di kabin pesawat.

Liputan6.com, Vietnam - Dalam sebuah penerbangan, kehadiran seorang pramugari dan pramugara memiliki peran yang sama pentingnya dengan keberadaan seorang pilot dan kopilot.

Tidak hanya memiliki wajah yang cantik dan tampan, mereka pun mempunyai tanggung jawab yang besar atas keselamatan penumpang.

Selain penampilan yang menarik, setiap maskapai di dunia mempunyai caranya tersendiri agar para penumpangnya memiliki kesan yang tak terlupakan selama penerbangan.

Di antaranya dengan pelayanan yang ramah, murah senyum ditambah pilihan seragam yang fashionable, elegan, trendi, unik hingga terbilang sangat seksi. 

Seperti yang dilakukan maskapai penerbangan milik Vietnam, VietJetAir. Dengan rute penerbangan dari Kota Ho Chi Minh ke sebuah kota di pesisir Nha Trang, Vietnam, beberapa pramugari muda tengah memamerkan lekuk tubuh mereka dalam balutan bikini berwarna merah dan kuning dengan kain tipis yang menutupi sebagian tubuh mereka.

Layaknya sebuah fashion show, dalam video berdurasi 2 menit 56 detik yang dilansir dari Oddity Central, Jumat (8/4/2016), beberapa pramugari cantik berlenggak-lenggok layaknya seorang peragawati di lorong pesawat yang penuh penumpang. 

Sebagian penumpang yang pada saat itu lebih didominasi oleh kaum pria, tidak menyia-nyiakan momen unik tersebut.

"Sebagian mengeluarkan smartphone, mengambil gambar dengan kamera video sebagai kenang-kenangan pernah menggunakan maskapai penerbangan yang terbilang cukup unik," demikian seperti dilaporkan oleh ABC News.com. 

Tanpa merasa canggung, para pramugari berbikini dalam video tersebut lalu menunjukkan kebolehan mereka menari. Sebelum akhirnya membagi-bagikan mainan untuk anak-anak, sementara si burung besi terus melayang di udara.

Berikut ini cuplikannya:

Setelah merasakan terbang bersama VietJetAir dan para pramugari cantiknya, para penumpang yang ikut mengabadikan peristiwa langka tersebut menguploadnya ke Facebook dan situs berbagi video.

Dalam waktu singkat, video tersebut pun menjadi viral.

Kontroversi

Meski berhasil menyenangkan penumpangnya, aksi VietJetAir tersebut menuai kontroversi. Perusahaan itu lantas mendapat kecaman dari otoritas penerbangan Vietnam.

"Bukan karena maskapai ini melakukan beauty show alias pertunjukan kecantikan, tetapi karena telah menggelar sebuah show yang memang tidak disetujui," kata Kepala Administrasi Penerbangan Sipil Vietnam (CAAV) Nguyen Trong Thang.

Akibat perbuatannya, VietJetAir dikenakan denda US $ 1.000 atau sekitar Rp 13 juta, seperti dilansir dari VietnamNet.

Sementara itu, kepada Daily Mail, salah satu pejabat dari VietJetAir mengatakan bahwa para gadis-gadis tersebut hanya ingin membahagiakan para penumpangnya sekaligus meningkatkan layanan kepada para pelanggan. 

Aksi para pramugari yang berlenggak-lenggok layaknya di run way tersebut muncul pertama kalinya pada tahun 2012 dalam perjalanan dari Kota Ho Chi Minh ke Kota Nha Trang.

Lima tahun berselang, kini aksi para pramugari yang berpakaian renang di sebuah pesawat bertarif murah itu menginspirasi VietJetAir untuk membuatnya dalam bentuk kalender 2016. Kalender pramugari berpakaian minim yang berpose di depan sebuah pesawat.

Tak tanggung-tanggung, perusahaan penerbangan ini menjualnya ke pasar saham dan optimis penjualan bisa mencapai target hingga menyentuh angka 700 juta pounds sterling atau sekitar Rp 12,9 miliar.

Ini bagian dari upaya penerbangan Vietnam untuk bisa bersaing dengan maskapai-maskapai penerbangan yang memiliki nama besar.

"Hingga kini perusahaan belum memutuskan berapa banyak saham yang akan dijual. Tetapi kami tengah menimbang, akan menjualnya sebanyak 30 %. Kami berencana membuat VietJet menjadi maskapai penerbangan global," kata CEO Nguyen Thi Phuong Thao, yang dilansir dari Daily Star.co.uk.

 "Kami ingin membuat VietJet Emirates dari Asia," tambahnya.

Sebagai bentuk komitmennya, VietJetAir kini telah menandatangani sebuah kontak kerjasama dengan nilai 2,1 miliar pounds sterling atau sekitar Rp 18,5 miliar untuk membeli 63 mesin pesawat dengan selusin lagi di tahun 2017.

Â