Liputan6.com, Jakarta - Tak selamanya harta berupa tumpukan emas atau timbunan batuan berharga seperti permata, berlian, zamrud, dan lainnya.
Ada juga benda-benda berharga yang berupa artefak bernilai tinggi, misalnya Ark of the Covenant (Tabut Perjanjian), Holly Grail (Cawan Suci), atau -- dalam versi lebih kecil -- cincin yang diyakini memiliki kekuatan magis.
Â
Baca Juga
Konon, perhiasan semacam itu dipakai atau punya pengaruh pada sejumlah tokoh yang terkenal dalam sejarah.
Berikut kisah 4 tokoh dunia dalam sejarah yang konon memiliki 'jimat' berupa cincin dengan kekuatan mistis, seperti dikutip dari situs Ancient Origins, Senin (25/4/2016):
1. Raja Salomo atau Nabi Sulaiman
Menurut legenda, Nabi Sulaiman memiliki cincin yang sungguh berharga.
Tak hanya nilainya yang tinggi, cincin tersebut konon juga memiliki kekuatan magis: bisa mengendalikan roh dan setan. Banyak yang yakin, benda itu bisa menjaga dan memberi perlindungan kepada pemakainya.
Seperti dikisahkan, suatu hari sang raja kehilangan cincinnya yang berharga di perairan Sungai Yordan. Sulaiman menganggap, perhiasan itu telah hilang untuk selamanya, hingga seorang nelayan mengembalikan benda tersebut kepadanya.
Menurut cerita, cincin tersebut ditemukan di dalam badan ikan.
Keberadaan cincin berharga itu kini jadi misteri. Konon, ia ikut dimakamkan di sisi jenazah Nabi Sulaiman. Sementara, di mana gerangan makamnya belum diketahui hingga saat ini.
Desas-desus lintas zaman menyebut, barang siapa menemukan cincin tersebut, maka ia akan jadi penguasa dunia.
Penemu Makam Firaun
2. Howard Carter
Nama Howard Carter dicatat dalam sejarah sebagai arkeolog yang menemukan makam Firaun Mesir Tutankhamun.
Keberhasilan Carter bikin kaget banyak orang yang bertanya-tanya, mengapa ia tak terkena kutukan yang menjaga makam sang penguasa Mesir Kuno yang mati muda.
Konon, itu terjadi karena ia menggunakan sebuah cincin yang ditemukan di Assuan di makam seorang pemuka agama Mesir kuno bernama Jua.
Cincin tersebut sebelumnya dibeli oleh seorang ahli Mesir, Marquis d'Agrain pada 1860.
Cincin tersebut memiliki fitur geometris, seperti tiga garis lurus dan segitiga. Desain tersebut dimaksudkan untuk melindungi seseorang dari bahaya, kutukan, dan ilmu hitam.
Benda yang dikenal sebagai 'the ring of Ra' -- cincin Ra tersebut diyakini dirancang khusus oleh orang-orang dari Atlantis yang Hilang.
Berdasarkan teori yang sama, bangsa Mesir Kuno adalah keturunan orang-orang Atlantis.
Penjelasan yang lebih anyar adalah bahwa desain cincin mengikuti prinsip-prinsip elektronik radio yang dapat membawa efek positif atau negatif pada individu yang memakainya.
Kisah kutukan mengemuka terkait temuan makam Tutankhamun.
Ide bahwa ia korban kutukan dicetuskan tokoh terkenal, penulis novel Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle. Juga dari Carter sendiri, untuk menjauhkan orang-orang dari temuan berharganya kala itu.
Memang sejumlah orang terkait pembukaan makam tersebut satu per satu meninggal dunia. Dengan penyebab yang misterius. Dari penjaga keamanan hingga arkeolog.
Salah satu yang tewas adalah Lord George Herbert yang mendanai proyek arkeologi itu. Ia meninggal pada 25 Maret 1923, setahun setelah makam Tut dibuka. "Banyak orang menyebut, kematiannya misterius, namun nyatanya, ia menderita sakit sebelum tiba di Kairo. Tewas akibat penyakit yang berkaitan dengan nyamuk," demikian dimuat LiveScience.
Namun, Howard Carter, arkeolog yang membuka langsung kamar makam itu hidup hingga 1939, 16 tahun setelah ia menemukan kuburan Tut. Ia meninggal di usia 64 tahun akibat kanker.
Advertisement
Cincin Pemikat Sang Raja
3. Charlemagne atau Karel yang Agung
Charlemagne atau Karel yang Agung adalah raja kaum Frank dari 768 sampai 814 dan bangsa Lombard dari 774 sampai 814. Ia sering dianggap merupakan Bapak pendiri Prancis dan Jerman, bahkan kadang sebagai Bapak pendiri Eropa.
Konon, sang raja tergila-gila dengan seorang perempuan Jerman akibat pengaruh mistis sebuah cincin.
Charlemagne sedemikian cintanya pada sang gadis, ia mulai mengabaikan tugas-tugas kenegaraannya.
Suatu hari, perempuan yang dicintainya meninggal dunia. Namun, Charlemagne tak lantas berhenti mencintainya. Ia terus memuja jasad kekasihnya.
Saat sang raja pergi, Uskup Agung Turpin memasuki kamar tidurnya. Ia menjumpai sebuah cincin di jemari mendiang sang gadis cantik.
Setelah cincin tersebut dicopot, jasad tersebut mulai terdekomposisi. Saat Charlemagne kembali ke kamar, ia menjumpai jenazah yang awalnya masih memikat itu berubah, bentuknya tak indah, aromanya pun tak sedap.
Kemudian, sang raja memutuskan untuk memakamkan jenazah kekasihnya itu. Namun, hal-hal aneh lantas terjadi. Â
Charlemagne mulai tertarik dengan sang uskup agung. Pemuka agama tersebut lantas menyadari, ada yang tak beres dengan cincin itu. Ia kemudian melemparkan benda itu ke danau.
Menurut legenda, Charlemagne tiba-tiba jatuh cinta pada danau itu. Ia pun memerintahkan istana indah didirikan di dekatnya.
Aix-la-Chapelle -- kota di mana danau berada -- juga menjadi lokasi makam Charlemagne atau Karel yang Agung.
Jenghis Khan
4. Jenghis Khan
Para ilmuwan menemukan cincin (lingkaran) pohon yang menguak bahwa Mongolia, pada era kekuasaan Jenghis Khan cenderung yang basah dan hangat -- yang memungkinkan wilayah tersebut memproduksi cukup bahan makanan untuk para serdadu sang penakluk.
Kondisi iklim pada tahun 1227 tersebut berkaitan dengan kesuksesan ekspansi Jengis Khan hingga ke kawasan timur Eropa, China, utara India, dan bagian barat Asia.
Namun, legenda menyebut soal cincin yang lain. Konon, Jenghis Khan mendapat keuntungan dari kekuatan magis Bangsa Mongolia.
Keberhasilannya merebut takhta Kekaisaran Mongolia diyakini lantaran cincin keramat.
Cincin tersebut bermata ruby yang diukir dengan simbol magis. Perhiasan itu melingkar di jari Jenghis Khan dan sepupunya, Kublai Khan. Keduanya selalu mengenakannya di tangan kanan, pada jari telunjuk.
Sudah lama para sejarawan bertanya-tanya bagaimana seorang pria tak berpendidikan mampu memimpin sekelompok pengembara untuk menaklukkan bangsa dan kerajaan yang lebih maju.
Disebut-sebut, cincin tersebut diukir dengan simbol keramat India. Lainnya mengklaim, simbol tersebut berasal dari Hyperborea, benua yang hilang.
Advertisement