Liputan6.com, Bangkok - Thailand dikenal sebagai negara yang piawai dalam membuat iklan sedih, atau biasa disebut sadvertising.
Tema yang sering diangkat dalam iklan yang lebih mirip dengan film pendek tersebut adalah, tentang hubungan antara orang tua dengan anak atau bahkan bercerita tentang kesetiaan hewan peliharaan.
Baca Juga
Didukung dengan alur cerita dan pemeran yang bagus, tata musik yang mampu mengaduk-aduk emosi, hingga akhir cerita yang kadang tak terbayangkan, sukses membuat para penonton menghabiskan berlembar-lembar tisu ketika menyaksikannya.
Advertisement
Baru-baru ini salah satu bank di Thailand kembali mengeluarkan iklan yang mampu menguras air mata para penontonnya. Hampir mirip dengan kisah Hachiko, iklan tersebut menceritakan tentang kesetiaan anjing pada pemiliknya.
Baca Juga
Iklan yang berdurasi 5 menit 57 detik tersebut berawal dari kisah seorang perempuan berseragam sekolah yang selalu menghindar ketika melewati rumah tetangganya. Pasalnya, di tempat tersebut terdapat seekor anjing berwarna hitam yang selalu menggonggong ketika ia lewat di depannya.
Suatu ketika pemiliknya, yaitu seorang wanita tua, meninggal dunia. Namun, anjing itu tetap setia dan mengikuti jenazah pemiliknya yang dibawa pergi petugas.
Anjing hitam itu pun masih setia menunggu di dekat pagar dan terlihat lemas karena sudah berhari-hari tak makan. Melihat hal itu, perempuan muda tersebut mulai memberi makan si hewan malang.
Walaupun awalnya takut, lama-kelamaan perempuan berseragam sekolah itu mulai menyukai anjing tersebut. Ia pun sudah berani mengelus-elus dan memberi makan secara rutin.
Karena merasa nyaman, sang anjing pun mengikuti perempuan tersebut. Ketika mengetahui bahwa dirinya sedang diikuti, perempuan itu membalik badan dan tersenyum senang sambil meneriakkan nama anjing itu, "Olieng!"
Ketika dipelihara oleh perempuan itu, Olieng dengan setia mengantarnya ke sekolah dan menunggu hingga perempuan itu tiba. Sang anjing pun dengan setia mengajaknya bermain, menjaganya, hingga menemaninya belajar.
Pada satu waktu, perempuan itu tak menemukan Olieng di tempatnya biasa menunggu. Ternyata, anjing tersebut telah dikerumuni orang-orang. Hewan itu terluka parah.
Perempuan itu pun berlari sambil menggendong Olieng untuk pergi ke klinik dokter hewan. Namun, tempat tersebut tutup dan karena terlambat mendapat tindakan Olieng pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Iklan tersebut ditutup dengan kisah keberhasilan sang perempuan menjadi dokter hewan dan membuka klinik gratis bagi hewan-hewan yang membutuhkan pertolongan.