Liputan6.com, Paris - Ia bernama Laurence Chirac. Namun, media Prancis memanggilnya, perempuan di balik 'topeng besi'.
Laurence adalah anak pertama mantan presiden Prancis, Jacques Chirac yang memilih bersembunyi dari bayang-bayang sang ayah.
Baca Juga
Ia meninggal dunia pada usia 58 tahun, setelah menderita depresi akut dan aneroksia selama lebih dari 4 dekade.
Advertisement
Pada masa mudanya, Laurence adalah siswi yang cerdas. Namun, ia lebih banyak menghabiskan hidupnya di rumah peristirahatan keluarga di Correze, barat daya Prancis.
Sang ayah, mantan Orang Nomor Satu Prancis menyebut, sakitnya Laurence sebagai, "tragedi terbesar dalam hidupku," demikian seperti dilansir dari The Independent, Jumat 15 April 2016.
Sang ibu, Bernadette Chirac menyebut, anoreksia dan 15 kali percobaan bunuh diri yang dilakukan sang putri karena meningitis yang ia dapati saat keluarganya berlibur di Corsica pada 1973.
Baca Juga
Dalam sebuah wawancara, sebelum sang suami jadi presiden untuk kedua kalinya pada 2001, Bernadette mengungkapkan, sakitnya Laurence karena Jacques absen hadir di tengah keluarga saat awal kariernya sebagai politisi.
Senada dengan sang istri, pada 2007, setelah ia meninggalkan Elysee Palace, Jacques membuat pengakuan kepada wartawan dan penulis buku, Pierre Pean.
"Mungkin aku harus melakukan banyak untuk Laurence, secara psikis," ungkap Jacques.
Laurence Chirac jarang tampil di depan umum selama 12 tahun sang ayah jadi presiden Prancis.
Bahkan, saat pelantikan Jacques Chirac jadi preiden pertama tahun 1995, Laurence hadir di Istana Elysee, namun ia bersembunyi di belakang pilar.Â
Perempuan juga jarang tampil di foto keluarga. Hanya ada 1 foto di mana ia ikut di dalamnya, yaitu pada Paris Match, saat ayahnya merayakan ulang tahun ke-80 tahun 2012.
Namun demikian, baik Jacques maupun Bernadette berkunjung secara rutin di rumah sakit ataupun di 'persembunyiannya' di vila mereka.
Saat menjadi Perdana Menteri tahun 1970-an, ketika Laurence jatuh sakit pertama kalinya, Jacques kadang makan siang dua kali. Satu makan siang resmi dan kedua, berdua saja dengan putrinya yang sakit-sakitan.
Dalam kesendiran dan kesunyian, Laurence meninggal akibat serangan jantung di Paris, pada Kamis 14 April 2016.
Ia meninggalkan ibu dan ayahnya yang kini berusia 83 tahun dan menderita Alzheimer -- keduanya kini jarang tampil depan publik.
Percobaan Bunuh diri dan Murid Cemerlang
Menurut media Prancis, Laurence pernah melakukan 15 percobaan bunuh diri. Pertama kali terjadi tahun 1990, ketika ia dan keluarganya berlibur ke Thailand. Saat itu Laurence mencoba loncat dari lantai 4 apartemen. Ia selamat namun luka parah di paha, kaki dan kepala.
Nyawanya bisa diselamatkan, tapi semenjak saat itu ia melakukan 14 kali bunuh diri.
Selain sakitnya, Laurence Chirac memulai kuliah kedokteran pada akhir 1970-an. Ia adalah siswi yang luar biasa pintar dan berhasil menyelesaikan ujian-ujiannya meskipun menderita anoreksia akut.
Namun, akibat kondisinya, ia terpaksa putus kuliah dan menghabiskan waktunya di klinik.
Di akhir 1980-an, sang ibu memulai kampanye mencari uang untuk riset anoreksia. Saat itu, informasi tentang penyakit tersebut sangat minim.
Sebagai first lady Prancis, tahun 2004, ia berhasil menggunakan pengaruhnya untuk membuat klinik khusus anoreksia.
Klinik itu diberi nama sang anak dan pembaca berita Patrick Pivre d'Arvor yang bunuh diri tahun 1995 pada usia 19 tahun akibat anoreksia.
Advertisement