Liputan6.com, Damaskus - Keberhasilan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad menguasai kembali kota-kota yang dikuasai ISIS diklaim karena atas keberhasilan pasukan sekutunya, Rusia.
Ternyata, sebelum Rusia menerjukan pasukannya, Presiden Vladimir Putin memberikan 'janji manisnya' kepada Assad. Hal itu diungkapkan oleh seorang anggota parlemen Inggris yang mengungkapkan Putin ternyata berjanji tidak akan membiarkan Suriah kalah.
Anggota Parlemen Inggris, David Davis belum lama ini mengunjungi Damaskus untuk bertemu dengan Presiden Assad. Tujuan utama kunjungannya adalah untuk mendiskusikan alasan dibalik keputusan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk menarik kembali pasukannya yang selama ini turut berperan dalam perang di wilayah Suriah.
Baca Juga
Baca Juga
“Saya bertanya kepada Presiden Assad alasan dibalik ditariknya kembali pasukan militer Rusia, ia kemudian mengatakan kepada saya bahwa Rusia dikritik keras karena dianggap mengulur waktu proses negosiasi perdamaian,” David Davis menerangkan, dikutip dari Independent, Minggu (17/4/2016).
Kendati begitu, Putin telah berjanji dan memberikan keyakinan pada Presiden Assad bahwa Rusia tidak akan membiarkan rezim Assad kalah walaupun pihaknya harus menarik kembali pasukan dari daerah konflik tersebut.
“Lalu Presiden Assad berkata pada saya bahwa Putin berjanji bahwa Rusia tidak akan membiarkan rezimnya kalah dalam peperangan antar saudara di wilayah Suriah,” David menjelaskan.
Melansir dari Dailymail, David Davis menilai pesan penting Putin kepada Presiden Assad sebagai penentu bagaimana keadaan di Suriah nantinya.
“Pilihannya ada dua yaitu, kemenangan mutlak bagi rezim Assad atau apapun tergantung dengan yang sudah dinegosiasikan oleh pihak bersangkutan,” katanya.
Presiden Putin sebelumnya membuat keputusan yang membuat negara-negara Barat tercengang. Pada bulan Maret kemarin ia memutuskan untuk menarik kembali pasukan-pasukannya di Suriah. Pasukannya diklaim telah berhasil membantu rezim Assad merengut kembali daerah-daerah yang dikuasai ISIS.
Advertisement