Liputan6.com, Kota Baru- Fenomena aneh terjadi di sejumlah sekolah di Kota Baru, Malaysia selama seminggu terakhir. Para murid mengalami histeria massal, atau dikenal juga dengan istilah kesurupan massal
Seperti dimuat Strait Times, Senin (18/4/2016), sekitar 28 siswa dari 3 sekolah berbeda dilaporkan telah menjadi korban. Sekolah-sekolah tersebut termasuk SMK (Sekolah Menengah Kebangsaan) Pengkalan Chepa 1, SMK Kemumin dan SMK Kubang Kerman 3.
Baca Juga
Pihak sekolah SMK Pengkalan Chepa 1 memutuskan untuk memulangkan 5 siswi yang diduga kesurupan pagi ini. Pemulangan korban kesurupan ke rumah masing-masing ini dinilai penting agar kondisi tersebut tidak mewabah ke murid-murid yang lain.
Advertisement
Senada dengan SMK Pengkalan Chepa 1, pihak sekolah SMK Kemumin juga mengambil langkah untuk memulangkan 20 siswi dari 4 kelas berbeda yang diduga kerasukan.
Baca Juga
Menurut seorang ahli bidang pengobatan alternatif di Kota Baru, Wiru Sankala, ada dua alasan yang sangat mungkin menjadi pemicu utama kasus kesurupan yang bersifat menular yaitu cuaca panas dan juga emosi para murid yang meluap setelah sekian lama merasa tertekan.
Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa tanpa disadari aura negatif tersebut menyebar dan merajalela ke tubuh-tubuh lain yang kondisinya juga sedang berada pada titik lemah.
“Ini adalah masalah internal sekolah. Karena itu hanya pihak sekolah yang berhak dan berkewajiban untuk menanggulanginya,” kata Wakil Direktur bidang Pendidikan di Kota Baru, Jaafar Ismail kepada Asiaone.
Selain memutuskan untuk memulangkan para murid yang kesurupan, pihak sekolah juga memanggil pemuka agama yang dipercaya dapat mengeluarkan roh-roh jahat dalam tubuh para siswa yang sedang kerasukan.
Sebelumnya salah satu sekolah di Kota Baru, SMK Pengkalan Chepa 2 dilanda oleh kasus kesurupan.
Jumlah korban insiden kerasukan yang terjadi pada hari Senin 10 April 2016 kemarin tercatat lebih dari 100 orang, tidak hanya murid tetapi guru pun ikut terkena dampaknya.
Sejumlah korban mengaku bahwa mereka melihat figur-figur mistis saat mereka sedang kerasukan. Pihak sekolah pun akhirnya memutuskan untuk meliburkan para murid dan guru selama satu hari.