Liputan6.com, Jakarta - Gempa dan tsunami bukanlah hal baru bagi warga Jepang. Salah satu kota yang pernah dilanda oleh bencana tersebut adalah Wakayama.
Namun, hal tersebut tampaknya tidak membuat Gubernur Wakayama, Yoshinobu Nisaka, patah semangat mendatangkan turis ke kotanya.
Baca Juga
“Warga kami, para staf hotel, dan pusat rekreasi lainnya sudah terlatih jadi tahu sekali apa yang harus dilakukan serta evakuasi ke mana ketika ada gempa dan tsunami," kata dia di sela perhelatan Wakayama Promotion Event di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa, 19 April 2016.
Advertisement
"Kami sekarang juga sudah menyediakan banyak Wi-Fi hotspot, sehingga para turis bisa terus update tentang apa pun yang terjadi di sekeliling mereka ketika berlibur ke Wakayama."
Baca Juga
Gubernur memastikan bahwa setiap individu di Wakayama sudah dibekali berbagai macam pengetahuan untuk selalu siaga dalam penanganan gempa dan tsunami. Karena itu, ia berharap turis tak takut datang dan Wakayama bisa menjadi salah satu tujuan pariwisata dunia.
Ia pun ingin membagikan pengetahuan tersebut kepada Indonesia melalui Japan Corner yang ia resmikan di Musem Tsunami di Aceh.
“Saya membuka secara resmi Japan Corner di museum tsunami yang berada di Aceh. Di situ kami pajang foto-foto kejadian tsunami Wakayama, kondisinya pada waktu dulu, kerugiannya dan ada pemutaran video terkait tsunami dan Hamaguchi Goryo,” ucap Gubernur Nisaka.
Pada Minggu, 17 April 2016, Gubernur Nisaka menyambangi Aceh dan meresmikan Japan Corner Museum Tsunami Aceh, ruangan khusus yang disediakan untuk mengenang bencana tsunami di Jepang. Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita bersama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi.
Japan Corner berisi foto-foto denah wilayah Prefektur Wakayama dan foto seorang warga yang dianggap berjasa dalam penanganan tsunami, Hamaguchi Goryo.
Sebelumnya, Gubernur Nisaka juga menyelenggarakan kuliah umum tentang Tsunami Day dan Hamaguchi Goryo di Aceh dan mengikuti jamuan makan malam dengan Gubernur Aceh.