Liputan6.com, Indianapolis - Setelah 5 tahun hidup menjauhi sorotan publik, Mitchell Hunter (35) akhirnya bicara tentang operasi transplantasi wajah yang membuatnya merasa hidup kembali.
Lima tahun lalu, pria itu menjadi orang kedua di Amerika Serikat yang menjadi pasien oeprasi transplantasi wajah atau face off. Prosedur itu sempat bikin geger, terdengar seperti cerita fiksi ilmiah dalam film.
Baca Juga
Advertisement
“Aku merasa sama sehatnya seperti ketika masih berusia 21 tahun,” kata Hunter dalam wawancara dengan stasiun WISH, seperti dikutip dari CNN, Rabu (20/4/2016)
“Lebih mudah bagiku membaur di tengah masyarakat. Aku tak lagi jadi pusat perhatian. Wajahku sama wajarnya dengan yang lain, itulah yang selama ini aku inginkan.”
Hidup Hunter tak mudah setelah ia menderita cedera parah dalam kecelakaan mobil pada 2001. Kala itu, ia terkena sengatan listrik bertegangan 10 ribu volt selama sekitar 5 menit sehingga merusak satu kaki dan wajahnya.
Walaupun mengalami hal traumatis, ia tak lantas larut pada dampak-dampak negatif yang dialami.
“Aku melihat itu sebagai sesuatu yang membuatku lebih kuat, “kata dia. “Begini, tentu aku ingin memiliki kaki lagi dan wajahku kembali seperti sedia kala, tapi tanpa kejadian itu, aku tidak akan menjadi apa adanya aku sekarang.”
Transplantasi wajah seutuhnya pertama kali dilakukan di Spanyol pada 2010, sementara itu transplantasi wajah nyaris seutuhnya dilakukan pertama kalinya di AS pada 2008.
Dalam pembedahan yang berlangsung selama 14 jam pada 2011, Hunter mendapatkan hidung, kelopak mata, dan otot-otot serta syaraf-syaraf gerak wajah. Ia bahkan bisa merasakan sensasi di kulitnya.
“Rasanya hebat. Rasanya normal,” kata dia. “Ketika aku ke luar rumah, itu jadi hal biasa. Aku bangun, mandi, mengambil kunci mobil, pergi ke toko. Senang rasanya menjadi manusia biasa dan punya pekerjaan biasa, bangun pagi seperti orang lain dan pergi bekerja.”
Hunter bersyukur atas keberhasilan pembedahannya dan ia menganjurkan orang-orang lain agar mempertimbangkan menjadi donor transplantasi wajah.
“Hal itu akan memberikan orang lain, manusia lain, suatu kehidupan yang lebih baik,” kata dia. “Menyadari bahwa ada orang lain di dunia ini yang menjalani kehidupan yang lebih baik karena pilihan yang kita buat, saya rasa hal itu sepadan.”