Liputan6.com, Damaskus - Dokumen rahasia kelompok radikal ISIS bocor ke publik. Data tersebut diketahui disebarluaskan oleh seorang pembelot kelompok militan tersebut, dengan mengirimkannya ke beberapa LSM.
Ada 11 ribu dokumen yang dibocorkan pelaku dengan identitas dirahasiakan ini. Menurut sang pembocor data rahasia ISIS ini, perekrutan anggota dilakukan pada 2013 dan 2014.
Meski berhasil membocorkan dokumen rahasia, kebanyakan sang pelaku hanya mendapat dokumen salinan. Namun, 4.600 dokumen sudah diserahkan kepada Pusat Perlawanan Teroris (CTC) AS.
Advertisement
Usai menerima dokumen tersebut, CTC segera angkat bicara. Mereka mengatakan, 98 persen dari data yang diserahkan pada mereka benar adanya dan sesuai dengan observasi yang lembaga itu lakukan.
Baca Juga
Dalam keterangan resminya mereka menyebut, ISIS rata-rata merekrut pengikutnya dengan rentang usia 26-27 tahun.
Tetapi, CTC menyatakan militan asing dari ISIS memiliki usia 12 sampai 70 tahun. Parahnya, 400 di antara mereka masih di bawah 18 tahun.
Terkait negara mana yang paling banyak 'menyumbang' pasukan untuk ISIS, Arab Saudi ada di urutan puncak. Dari dokumen itu tercatat 579 warga Saudi bergabung dengan kelompok teror ini.
Di bawah Saudi, ada Tunisia (559), Maroko (240), Mesir (151), Rusia (141), Prancis (49), Jerman (38) dan Inggris (26).
"Para pasukan asing ISIS ini juga berasal dari banyak latar belakang pendidikan. Tetapi kebanyakan dari mereka berlatar belakang pendidikan yang baik di negaranya," tulis laporan itu.
Dari laporan itu didapati ada 1.000 orang lulusan sekolah menengah atas. Sementara 1.000 lainnya disebutkan pernah mengenyam pendidikan di bangku perguruan tinggi.
Yang lebih mengejutkan lagi, hanya 10 persen dari tentara ISIS asing yang punya pengalaman bertempur bersama kelompok radikal lain.
CTC memaparkan, di dalam tubuh para militan ISIS juga terjadi perpecahan. Ada 431 militan ISIS diketahui mencoba kabur dari kelompok radikal ini.