Sukses

ISIS Eksekusi 250 Perempuan yang Menolak Jadi Budak Seks

ISIS kembali melakukan tindakan biadab, dengan mengeksekusi 250 perempuan di Irak.

Liputan6.com, Mosul - Kelompok ekstremis ISIS yang dikenal dengan kebengisannya dilaporkan telah mengeksekusi 250 perempuan di wilayah Irak utara. Padahal, tak ada kesalahan yang dilakukan para korban, mereka hanya menolak menjadi budak nafsu para militan.

Eksekusi mati dikabarkan dilakukan di Mosul. Seperti dikutip dari India Today, Kamis (21/4/2016), sejak menguasai kota itu, ISIS telah melakukan 'seleksi' terhadap para wanita di sana.

Mereka yang terpilih diwajibkan melakukan 'kawin kontrak' alias menikah sementara dengan anggota ISIS.

Mereka yang menolak ajakan kelompok biadab itu diancam bakal dieksekusi mati, demikian dikatakan juru bicara Partai Demokrasi Kurdi, Sain Mamuzini.

Para korban melawan. Mereka tak sudi dijadikan budak seks.

"Hingga sekarang ini, sedikitnya 250 perempuan telah dieksekusi oleh ISIS karena menolak praktik pemaksaan seksual atas nama 'jihad'. Terkadang keluarga para wanita juga ikut dibunuh karena menolak ajakan mereka," ungkap Mamuzini kepada media AhlulBayt.

Sementara itu, petinggi dari Patriotic Union of Kurdistan (PUK), Ghayas Surchi mengatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia telah dilakukan secara meluas di semua wilayah kekuasaan ISIS, khususnya kepada kaum hawa yang mereka anggap sebagai barang, bukan manusia.

Surchi mengatakan, para wanita di Mosul tidak diperbolehkan keluar sendirian, dan tidak boleh memilih siapa yang akan menjadi suami mereka.

Eksekusi tersebut terjadi menyusul serangkaian pembunuhan lainnya yang terjadi pada bulan Agustus lalu di mana 19 wanita dari Mosul dibantai karena menolak untuk berhubungan badan dengan para militan ISIS.

Selain itu, jumlah penculikan dan penganiayaan terhadap wanita dan perempuan dari etnis Yazidi telah mencapai 500 orang pada bulan Agustus 2014.

Dan pada bulan Oktober, lebih dari 500 wanita dan perempuan Yazidi telah diculik ketika para teroris menyerbu wilayah Sinjar di bagian utara Irak.

ISIS  merebut Mosul pada tahun 2014 setelah upaya militer Irak gagal mempertahankan kota tersebut. Dan sejak itu, pembunuhan terhadap warga -- atas berbagai tuduhan -- menimbulkan rasa takut yang meluas di antara warga.

Presiden Amerika, Barack Obama telah memberikan harapan kepada warga Irak yang mengatakan pada hari Senin bahwa ia berharap Mosul bisa direbut kembali dengan segera.

"Saya berharap di penghujung tahun ini, kami bisa menciptakan kondisi di mana Mosul akan kita rebut kembali," kata Obama.