Sukses

Video Murid SMP Keroyok Guru Hebohkan Tiongkok

Perdebatan di dalam kelas berujung kepada pengeroyokan guru oleh murid. Mereka bahkan menggunakan kursi sebagai senjata.

Liputan6.com, Bozhou - Sebuah video mengejutkan tengah beredar di dunia maya Tiongkok, memperlihatkan perkelahian di dalam kelas antar sekelompok pelajar dengan seorang guru.

Rekaman itu diunggah ke situs berbagi video Tiongkok pada 20 April 2016.

Perkelahian berawal ketika seorang pelajar yang diketahui duduk di bangku SMP menolak untuk menyerahkan kertas ujiannya.

Ia beradu mulut dan guru tersebut. Sang pengajar berusaha untuk mengakhiri perdebatan dengan mendorong anak tersebut pada bagian leher.

Namun, secara mengejutkan, murid tersebut tak terima. Ia kemudian melakukan serangan balasan dengan bantuan teman-temannya.

Di dalam video itu mereka tampak melakukan penganiayaan terhadap guru yang tak berdaya dengan pukulan, tendangan, dan bahkan menggunakan kursi kayu sebagai senjata.

Menerima pukulan dan tendangan bertubi-tubi, guru tersebut melawan balik.

Dilansir dari Shanghaiist, Kamis (21/4/2016), setiap kali para murid berhenti memberikan pukulan dan tendangan, sang guru tampak memberikan perlawanan dengan menampar seorang pelajar. Namun, para remaja tanggung itu kembali melakukan serangan balasan.

Salah seorang murid bahkan menggunakan bangku kursi dalam penyerangan itu, memukul guru tersebut hingga dua kali sebelum menjatuhkan senjata itu.

Menerima pukulan dan tendangan bertubi-tubi, guru tersebut juga tidak menerima perlakukan para murid terhadap dirinya. (Shanghaiist)

Seorang murid perempuan bahkan sempat berniat untuk ikut melakukan penganiayaan terhadap guru yang tak berdaya itu, namun ia mengurungkan niatnya dan kembali ke arah kamera sambil tertawa.

Menurut laporan, perkelahian itu terjadi di kota Bozhou, Provinsi Anhui, Tiongkok sekitar pukul 12.00.

Saat dikonfirmasi, kepala sekolah membenarkan kejadian itu telah terjadi.

Namun ia tidak bisa memberikan keterangan lebih jelas terhadap peristiwa tersebut karena sedang dilakukan penyelidikan lanjutan oleh Kementerian Keamanan Publik dan Kementerian Pendidikan setempat.