Sukses

Terungkap, Alasan Hotel 'Menghilangkan' Kamar Nomor 420

Sejumlah pelaku bisnis hotel di negara-negara Barat berusaha menghindari adanya kamar 420. Kenapa?

Liputan6.com, Sydney - Ketika sedang menginap di hotel, terutama di negara Barat, pernahkah kita menyadari ada beberapa hotel yang memiliki hotel kamar 419 dan langsung ke kamar bernomor 421? Atau malah melihat nomor kamar 419+1?

Memang tidak selalu begitu, tapi sejumlah pelaku bisnis hotel berusaha menghindari adanya kamar 420 karena dikait-kaitkan dengan ganja dan hiruk pikuk yang kadang-kadang terjadi di kamar dengan nomor itu.

Dikutip dari news.com.au pada Jumat (22/4/2016), pada tanggal 20 April di Australia dan sejumlah negara lain, para penggemar ganja merayakan tanggal itu—ditulis sebagai 4/20 sesuai tata cara penulisan di AS—dengan gegap gempita, biasanya pada pukul 4.20 sore.

Tahun ini, tanggal 20 April dirayakan dengan berbagai cara. Yang paling mencengangkan adalah filter Bob Marley baru keluaran aplikasi Snapchat.

Bukan hanya itu, orang-orang yang antusias dengan ganja itu kemudian mencuri papan tanda kamar 420 dari hotel-hotel untuk dijadikan cinderamata atau sekalian membuat kegaduhan di dalam kamar.

Dengan demikian, beberapa tempat penginapan telah mencoba mencegah kemungkinan keisengan itu dengan meniadakan kamar 420.

Sejumlah pelaku bisnis hotel berusaha menghindari adanya kamar 420 karena dikait-kaitkan dengan ganja dan hiruk pikuk. (Sumber ‏@ElHermanoAmigo dan ‏@miggalooch via Twitter)

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah pengguna hotel lain mengamati upaya-upaya lain yang dilakukan oleh hotel untuk meredam keisengan para pemadat terhadap nomor 420.

Di sebuah hotel negara bagian Colorado—yang menginjinkan penggunaan daun nikmat tersebut—mengukir angka 420 langsung ke pintu kamar supaya tidak perlu mengganti papan nomor yang dicuri.

Lalu, mengapa nomor 420 menjadi kecintaan para pemadat? Hal ini sudah menjadi perdebatan selama beberapa generasi, tapi sebagian besar merujuk kepada segerombolan mahasiswa California tahuan 1970-an yang memulai tradisi ‘giting’ bersama secara rahasia pada pukul 4.20 sore.

Angka ini kemudian menjadi istilah gaul untuk menghisap ganja, bahkan menghiasi lagu, film, maupun sejumlah ekspresi gaul populer lainnya.

Bukan hanya angka 420 yang menjadi masalah bagi industri perhotelan. Banyak hotel yang tidak memiliki angka 13 dan menggunakannya untuk gudang atau kawasan pemeliharaaan, atau bahkan meniadakannya sama sekali. Ini semua karena kepercayaan angka 13 sebagai angka pembawa sial.

Ada nomor-nomor hotel yang hanya berarti sesuatu pada hotel-hotel tertentu karena kaitannya dengan cerita horor ataupun laporan adanya kegiatan paranormal. Misalnya kamar 217 dan 418 di The Stanley Hotel di negara bagian Colorado. Tempat penginapan in menjadi ilham bagi penulis cerita horor Stephen King yang dituangkan dalam karya The Shining.

Di Indonesia, sejumlah hotel di pantai selatan pulau Jawa dan Bali juga kerap memiliki kamar bernomor tertentu yang selalu kosong karena dianggap sebagai ruang khusus bagi ‘penunggu’ lautan selatan Jawa.