Liputan6.com, Pyongyang - Hubungan antara Korut dan Korsel masih memanas. Terlebih dengan adanya grup pembelot Korea Utara -- yang merupakan pekerja rumah makan Korut di China yang saat itu gulung tikar-- ke Korsel.Â
Alih-alih pulang, setelah terpikat dengan drama K-pop, mereka malah datang ke Korea Selatan. Akibat 'insiden' ini, 'muka' Pyongyang tertampar dan menuduh Seoul menculik mereka.
Aksi pembelotan 13 warga Korea Utara disebut Seoul sebagai aksi grup pembelotan yang langka.
Advertisement
Apapun dilakukan Korut untuk meminta mereka kembali. Langkah terbaru adalah menawarkan keluarga 13 pembelot itu dikirim ke Korsel. Â
Baca Juga
Tawaran Pyongyang langsung ditolak mentah-mentah oleh Seoul. Pemerintah Korsel mengatakan rencana itu hanyalah propaganda.
Korut yang meminta Korsel mengembalikan mereka, mengklaim kalau Seoul menculik pekerja mereka. Para pembelot itu terdiri dari 12 pelayan wanita dan 1 manajer pria. Mereka berasal dari restoran di Ningbo, China.
Pada Kamis 21 April, Palang Merah Korut menyarankan agar Seoul memperbolehkan para pekerjanya bertemu keluarga mereka di Desa Panmunjom. Sebuah kampung di perbatasan antara dua Korea yang kerap dijadikan titik pertemuan.
"Kalau perlu, kami bersedia mengirimkan keluarga mereka ke Seoul," kata Palang Merah Korut seperti dilaporkan KCNA, corong berita Kim Jong-un, seperti dikutip dari NYTimes, Jumat (22/4/2016).
Kini, ke-13 warga Korut itu sedang dalam proses penyidikan Korsel dan berada di program rehabilitasi. Selama masa itu, mereka tak diperbolehkan berbicara dengan media.
Menurut informasi awal, mereka membelot ke Korsel setelah terpikat drama K-Pop di China. Demikian pernyataan Seoul.
Namun, detail dari perjalanan mereka dari China ke Korsel masih menjadi misteri.
Sementara itu, 7 pelayan lainnya dari rumah makan yang sama telah kembali ke Korea Utara.
Kepada CNN, mereka mengiba sambil menangis agar koleganya pulang. Mereka juga mengatakan 12 pelayan lainnya telah ditipu oleh manajer yang menahan paspor dan melakukan konspirasi dengan seorang pebisnis Korsel atas suruhan Seoul.
Korut memiliki 130 restoran di luar negeri, kebanyakan di Asia. Staf yang bekerja biasanya dipilih dari keluarga yang setia kepada pemimpin rezim.
Restoran-restoran itu merupakan salah satu penghasil devisa utama, bagi negeri yang mengisolasi diri tersebut.