Liputan6.com, Caracas - Demi menghadapi krisis energi yang memburuk, pemerintah Venezuela akan memperkenalkan peraturan baru soal pemadaman listrik. Mereka akan menerapkan pemutusan energi selama 4 jam dalam sehari.
Rencananya, peraturan itu akan berlaku mulai pekan depan. Pemotongan daya listrik itu akan berlangsung selama 40 hari karena Venezuela tengah berjuang menghadapi krisis energi akibat kekeringan.
Listrik di negara kaya minyak tersebut berasal dari pembangkit listrik tenaga air.
Advertisement
Baca Juga
Ini adalah kemunduran terbaru untuk ekonomi Venezuela yang terpukul akibat penurunan tajam harga ekspor utamanya, minyak. Kondisi serupa juga dialami oleh pabrik bir utama di negara itu, Polar.
Perusahaan Polar mengatakan akan menghentikan produksinya karena tidak memiliki dolar untuk membeli gandum dari luar negeri.
"Sepuluh ribu pekerja akan terkena dampak penghentian tersebut," kata perusahaan yang memproduksi 80% bir di negara itu, seperti dikutip dari BBC, Jumat (22/4/2016).
Menteri Energi Venezuela, Luis Motta Dominguez, mengatakan informasi pembatasan jam pemotongan daya listrik itu akan diterbitkan setiap hari di koran dan di website kementerian.
"Pemotongan tidak akan terjadi antara pukul 20.00 dan tengah hari," ucap Dominguez.
Krisis energi Venezuela semakin buruk sepanjang tahun ini. Pada bulan Februari, pusat perbelanjaan diminta mengurangi jam buka dan menghasilkan energi sendiri untuk operasional.
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menuduh elite bisnis negara berkolusi dengan AS untuk menghancurkan perekonomian. Dia menuduh Presiden Polar, Lorenzo Mendoza, bersekutu dengan oposisi yang kini mendominasi parlemen Venezuela terhadap dirinya.
Banyak pengusaha dan politikus oposisi menyalahkan krisis energi dan kekurangan barang dasar terjadi akibat kesalahan pada pengaturan ekonomi pemerintah.
Mereka mengatakan kebijakan ekonomi, yaitu devaluasi mata uang, yang diperkenalkan pada 2003 oleh presiden sebelumnya, Hugo Chavez, membuat kondisi ekonomi semakin buruk.