Sukses

Khawatir 'James Bond', China Larang PNS Wanita Kencani Pria Asing

Menurut pengumuman, poster itu wajib dipasang di papan pengumuman dan ketua komunitas akan dilatih dengan pengetahuan anti-spionase.

Liputan6.com, Beijing - Pegawai Negeri Sipil (PNS) di China diperingatkan untuk tidak mengencani pria asing. Sebab pemerintah khawatir pria-pria itu memiliki potensi sebagai mata-mata seperti tokoh James Bond dalam film.

Anjuran itu terangkum dalam 16 halaman buku komik ukuran poster yang tersebar ke seluru Beijing. Kisah di dalamnya bercerita tentang seorang PNS perempuan cantik bernama Xiao Li atau Li si Kecil, yang di didekati pria asing berambut merah yang mengaku sebagai peneliti tamu.

Si 'peneliti', diberi nama Dawei atau David, kerap menghujani Li dengan pujian, mawar merah, makan malam mewah dan jalan-jalan romantis di taman. Ujung-ujungnya, si David merayu Li agar memberikan dokumen rahasia tempat Li bekerja.

Beijing baru-baru ini meluncurkan kampanye tentang peduli keamanan nasional bersamaan dengan komik itu. Media resmi China pun melaporkan vonis hukuman mati kepada pria yang mengaku telah membocorkan lebih dari 150.000 dokumen rahasia kepada pemerintah asing.

Di bawah poster itu, ditandatangani 'Kementerian Keamanan Negara'.

Media itu merupakan salah satu dari 100 materi promosi 'Hari Pendidikan Keamanan' yang jatuh pada 15 April lalu. Demikian dikutip dari CNN, Jumat (22/4/2016).

Poster itu juga menyediakan nomor hotline, namun CNN tak bisa menghubungi nomor itu, melainkan sekadar ucapan selamat datang dari mesin.

Isi Komik, David: Kamu tak percaya aku? Itu cuma untuk kepentingan kuliah. Li: Oh ok kalau gitu. (CNN)

Menurut pengumuman, poster itu wajib dipasang di papan pengumuman dan ketua komunitas akan dilatih dengan pengetahuan anti-spionase.

"Semua warga wajib meningkatkan sensitivitas dan kepedulian terhadap keamanan nasional," tulis pengumuman itu.

Namun, tak semua warga memandang poster itu serius.

"Kami tak percaya hal itu. Banyak teman kami punya pacar orang asing, dan kami tak percaya mereka semua mata-mata," ujar Tou, seorang mahasiswi.

Wanita lain bernama Wang bahkan meragukan kredibilitas poster itu.

"Ini bercanda kan? Maksudku, bisa saja terjadi di negara lain, tak hanya di sini," kata Wang.

Namun, menurut William Nee, Analis dari Lembaga Amnesty Internasional, aksi pemerintah China tentang peningkatan keamanan nasional tidak main-main.

Huang Yu, pria yang divonis mati karena membocorkan dokumen, sudah diumumkan ke seluruh jaringan televisi nasional.

"Pemerintah berharap bisa mengirimkan sinyal pencegahan untuk memperingatkan siapa saja yang mungkin berada dalam posisi yang sama (dengan Huang Yu) mengungkapkan rahasia negara kepada organisasi asing. Sementara pada saat yang sama, memberikan masyarakat umum persepsi bahwa mata-mata dan potensi spionase mungkin berada di sekitar mereka," kata Nee.

"Ide yang mengatakan mata-mata ada di mana saja, umum bagi China di era Mao, dan akibatnya hingga sekarang meningkatkan paranoia dan kecurigaan di masyarakat, serta xenophobia -- takut dengan orang asing -- yang lebih besar," tambah Nee.