Sukses

Hebat, Pesawat Bertenaga Surya Sukses Melintasi Samudra Pasifik

Solar Impulse 2 telah mendarat di Caifornia, AS, setelah melakukan perjalanan berisiko selama tiga hari melintasi Samudra Pasifik.

Liputan6.com, Mountain View - Sebuah pesawat bertenaga surya bernama Solar Impulse 2 telah mendarat di California, Amerika Serikat, setelah melakukan perjalanan selama tiga hari melintasi Samudra Pasifik.

Sang pilot, Bertrand Piccard, mendaratkan pesawat tersebut di Mountain View, Silicon Valley, sebelah selatan San Fransisco, setelah menerbangkannya seorang diri selama 62 jam non stop tanpa bahan bakar.

Seperti yang dikutip dari AlJazeera, Minggu (24/4/2016), pesawat tersebut kemudian disimpan di sebuah tenda besar yang didirikan di Moffet Airfield, di mana Piccard disambut oleh tim proyeknya.

Pendaratan tersebut berlangsung beberapa jam setelah Piccard mempertunjukkan Solar Impulse 2 kepada para penonton di Golden Gate Bridge, San Fransisco.

Piccard dan rekan pilot Swiss yang lain, Andre Borschberg, telah bergantian menerbangkan pesawat berkeliling dunia sejak lepas landas dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada bulan Maret. Solar Impulse 2 juga telah mengunjungi negara Oman, Myanmar, China, Jepang, dan Hawaii.

Perjalanan melintasi Pasifik merupakan yang paling berisiko karena kurangnya tempat untuk melakukan pendaratan darurat.

"Ide di sini tak terlalu besar, bahwa pesawat bertenaga surya dapat segera menggantikan pesawat jet yang berbahan bakar fosil," ujar reporter Al Jazeera, Rob Reynolds, dari Mountain View.

"Ini lebih memberi pelopor inspirasi teknologi untuk menggunakan tenaga surya," tambahnya.

Solar Impulse 2

Idealnya, pesawat Solar Impulse 2 dapat menempuh 45 kilometer per jam, walaupun kecepatannya bisa bertambah ketika sinar matahari sedang terik pada siang hari.

Pesawat yang terbuat dari fiber karbon tersebut memiliki berat 2.268 kilogram atau setara dengan bobot truk berukuran sedang.

Sayap pesawat tersebut lebih lebar dari Boeing 747 dan dilengkapi dengan 17 ribu sel surya sebagai penggerak baling-baling mengisi baterai. Ketika malam hari, Solar Impulse 2 berjalan dengan energi yang telah tersimpan.

Berdasarkan laman yang mendokumetasikan perjalanan pesawat tersebut, Solar Impulse 2 akan melakukan pendaratan ke tiga tempat lain di AS sebelum memulai perjalanannya melintasi Samudra Atlantik menuju Eropa atau Afrika Utara.

Proyek yang dimulai sejak tahun 2002 dan diperkirakan menghabiskan biaya sekitar US$100 juta atau Rp 1,32 triliun tersebut, bertujuan untuk menyoroti pentingnya menggunakan energi terbarukan dan semangat berinovasi.

Hingga saat ini pesawat bertenaga surya belum ditujukan untuk kepentingan komersial. Kendalanya adalah waktu tempuh yang lebih lama, serta kendala bobot pesawat dan cuaca.