Liputan6.com, Jakarta - Dragon atau secara umum diketahui sebagai naga di Indonesia adalah makhluk raksasa mitologi yang berwujud seperti reptil.
Di dalam setiap kebudayaan di dunia ada cerita yang mengisahkan tentang naga atau peperangan antara manusia dengan makhluk tersebut.
Baca Juga
Baca Juga
Umumnya naga berwujud seekor ular besar, namun sebagian besar orang di dunia menggambarkannya sebagai kadal bersayap. Dalam beberapa cerita bahkan mengisahkan ia memiliki lebih dari satu kepala dan bisa menghembuskan api, dan diklaim dapat ditaklukkan dengan musik.
Advertisement
Habitatnya bisa saja di seluruh ruang -- air, darat atau udara. Meskipun penggambaran wujudnya berbeda-beda, namun secara umum makhluk tersebut digambarkan sebagai makhluk sakti.
Dikutip Live Science, Senin (25/4/2016) ternyata ada sejumlah naga yang masih ada di dalam dunia nyata. Ini 9 di antaranya:
Sea Dragon
Makhluk ini bernama olm (Proteus anguinus), salamander yang tidak bisa melihat asal Slovenia. Ia memiliki ukuran panjang sekitar 40 sentimeter.
Secara umum makhluk satu ini diketahui sebagai sea dragon atau naga laut. Namun, hewan laut ini juga dikenal sebagai human fish atau ikan manusia, karena memiliki warna merah jambu layaknya bayi yang baru lahir.
Bahkan beberapa abad lalu, hewan ini di kira sebagai bayi naga oleh orang-orang, mereka menemukan olm hanyut dari habitatnya dalam gua setelah hujan.
Binatang ini mampu beradaptasi di wilayah bawah tanah yang gelap. Walaupun olm adalah amfibi, namun ia sepenuhnya tinggal, makan, tidur dan bahkan berkembang biak di dalam air.
Advertisement
Dinosaurus kelelawar
Bernama Yi qi atau dalam bahasa Mandarin berarti 'sayap aneh' pernah menghuni sekitaran Hebei, Tiongkok 160 juta tahun lalu.
Makhluk yang umumnya berkeliaran di pepohonan ini memiliki sayap seperti kelelawar, namun lebih dicirikan seperti naga daripada seekor burung.
Meski memiliki bulu pada tubuhnya, sayapnya terbentuk dari membran, dengan dukungan dari jari-jari yang memanjang. Ahli paleontologi menduga gerakan saat terbang hanya mengepak dan melayang seperti bajing terbang.
Ukurannya juga tidak terlalu besar. Para ahli mengatakan jika Yi qi sekarang ini masih ada, ukurannya tak melebihi dari seekor burung dara.
Flying dragon
Flying dragon atau naga terbang, adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalah bunglon dan soa-soa.
Kadal berukuran kecil ini memiliki panjang hingga 200 mm. Sayap mereka terbentuk dari perpanjangan 6 pasang tulang rusuk yang dilapisi kulit.
Sisi atas sayap berwarna kuning, jingga dan memiliki bercak hitam, sementara sisi bawah abu-abu kekuningan, dengan totol-totol hitam.
Naga mini ini umumnya ditemukan di hutan India selatan dan Asia Tenggara. Mereka terbang dengan melompat dan melebarkan sayap untuk pindah dari satu pohon ke pohon yang lainnya.
Advertisement
Bearded dragon
Naga berjanggut memiliki paku di sekitar kepalanya. Secara sekilas tampangnya terlihat membahayakan jika disentuh oleh manusia, tapi secara umum hewan ini cukup popular dijadikan sebagai hewan piaraan.
Hewan asal Australia ini memiliki beberapa warna yang berbeda-beda. Janggut mereka akan berubah kehitam-hitaman jika merasa tertekan atau terancam.
Umumnya ditemukan hinggap pada ranting-ranting pohon dan semak-semak dekat habitat manusia. Hewan jantan dapat tumbuh hingga 60 cm sementara betina dapat mencapai ukuran 51 cm.
Mereka juga memiliki bisa yang tidak berbahaya bagi manusia, namun efektif terhadap hewan-hewan yang lebih kecil.
Naga Avatar
Bentuk kepala aneh dari makhluk terbang ini mengingatkan para ahli paleontologi dengan hewan terbang dalam film Avatar. Namun, mereka kini telah memasukkannya nama film tersebut ke dalam bahasa ilmiahnya.
Ikrandraco avatar menghuni daratan Tiongkok 120 juta tahun lalu dan diduga memangsa ikan dengan melakukan penerbangan rendah kemudian meraupnya dengan paruh mereka.
Makhluk yang mirip dengan hewan terbang pelikan di zaman modern ini memiliki rangka kepala yang cukup panjang, mencapai hingga 286,5 mm.
Advertisement
Frilled lizard
Frilled lizard atau berjumbai merupakan spesies kadal yang umumnya ditemukan di utara Australia dan New Guinea selatan.
Namanya didapati dari lehernya yang berjumbai, umumnya ditemukan di pepohonan. Sebagai makanan, kadal ini memangsa serangga dan hewan vertebrata kecil.
Makhluk ini secara menyeluruh memiliki ukuran yang mencapai 2,79 kaki dan umum dijadikan sebagai hewan piaraan eksotis.
Seorang ahli hewan bernama John Edward Gray menggambarkan hewan ini pada tahun 1825.
Jumbai pada leher hewan ini didukung oleh tulang rawan yang panjang berhubungan dengan tulang dagu. Ketika merasa terancam akan mengeluarkan suara mendesis sambil membuka mulutnya.
Meski menakutkan kadal berjumbai tidak akan menyerang, justru mereka akan berusaha untuk menyelamatkan diri.
Wales Dragon
Fosil dari saudara dari T.Rex ini pertama ditemukan di Wales pada tahun 2014.
Berusia kurang lebih 201 juta tahun, makhluk ini merupakan dinosaurus tertua yang pernah ditemukan di Inggris.
Belum banyak yang diketahui tentang makhluk ini kecuali ukurannya. Dinosaurus pemakan daging ini memiliki ketinggian sekitar 70 cm dan panjang 200 cm.
Mereka juga memiliki buntut yang panjang, diduga membantu mereka untuk menyeimbangkan diri.
Advertisement
Komodo dragon
Komodo dragon atau komodo adalah kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat Ora.
Komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2 sampai 3 m.
Di alam bebas, komodo dewasa umumnya memiliki berat sekitar 70 kilogram, namun komodo yang dipelihara di penangkaran sering memiliki bobot tubuh yang lebih besar.
Spesimen liar terbesar yang pernah ada memiliki panjang sebesar 3,13 meter dan berat sekitar 166 kilogram, termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya.
Wood lizard
Wood lizard atau jika diterjemahkan kadal kayu adalah makhluk berwarna-warni memiliki paku pada punggung mereka. Mereka merupakan spesies kadal yang paling menonjol dengan tubuh yang berwarna warni.
Keberadaan mereka pertama kali ditemukan di Taman Nasional Cordillera Azul, Peru pada tahun 2013.
Tubuh mereka yang berwarna-warni mereka gunakan untuk berkamuflase dari predator di antara pepohonan dan tumbuhan di dalam hutan.
Advertisement