Liputan6.com, Jakarta - Anak-anak perempuan kerap bermimpi memiliki hidup seperti para putri dalam kisah Disney. Para bocah besar dengan dongeng bahagia selamanya dan mulai mempercayai dunia yang penuh bahagia.
Selama bertahun-tahun lamanya, Disney mendongeng kepada  anak-anak menggunakan kisah dongeng lama.  Namun, cerita dalam dongeng itu telah 'dimanipulasi' sedemikian rupa sehingga cocok untuk konsumsi penonton semua umur.Â
Â
Advertisement
Â
Baca Juga
Disney membuat film-film tersebut menyembunyikan sisi gelap dari dongeng asli. Mereka lakukan itu agar anak-anak tidak ketakutan dan mempercayai bahwa kejahatan akan selalu kalah oleh kebaikan.
Seperti apa rahasia kelam yang disembunyikan Disney di tiap filmnya? Berikut 10 film anak-anak produksi Disney yang dikutip dari wonderlist, Selasa (26/4/2016) yang ternyata kisah aslinya begitu gelap... dan mengerikan.
Ratu Penculik Anak hingga Potong Tangan
Â
1. Frozen
Kisah ini merujuk kepada Ratu Salju karangan Hans Christian Anderson. Ratu Salju itu memiliki kekuatan es gaib, sama sekali bukan Elsa dalam kisah Frozen.
Sang Ratu menculik seorang bocah lelaki cilik dan memperbudaknya dengan menggunakan daya gaibnya. Bocah itu dijanjikan kebebasan hanya kalau bisa menyelesaikan teka-teki dan mengeja kata ‘kekekalan’.
Seorang gadis kecil berhati tulus suci kemudian menyelamatkan bocah lelaki itu menggunakan kekuatan cinta sejati. Air mata gadis itu melumerkan serpihan cermin jahat yang ditanam dalam hati bocah lelaki itu, dan airmata sang bocah lelaki meluluhkan serpihan di matanya.
Jadi, ini sebenarnya kisah cinta romantis, bukan tentang kasih persaudaraan dan sang ratu alias Elza adalah sosok jahat.Â
2. Snow White and the Seven Dwarves
Kisah asli salah satu putri Disney yang paling dicintai, Snow White, tidak berbeda terlalu jauh dari dongeng aslinya karangan Grimm Bersaudara, kecuali mengenai bagian tubuh yang ingin disantap sebagai sajian makan malam sang Ratu.
Dalam kisah asalnya, sang Ratu menginginkan hati dan paru-paru, bukan jantung Putri Salju.Â
Pada akhirnya, sang Ratu dipaksa menari hingga meninggal sambil mengenakan sepatu besi yang panas. Fakta ke tiga, Snow White sebetulnya terbangun bukan karena kecupan sang pangeran, tapi oleh derap kaki kuda yang membawa sang putri ke istana. Entah mengapa sang pangeran membawa pulang seorang putri yang sudah meninggal.
3. Sleeping Beauty
Film yang beredar mirip dengan kisah Briar Rose oleh Grimm Bersaudara, tapi Disney memberi kredit kepada versi Charles Perrault. Versi ini mengisahkan tentang ibu sang pangeran yang menginginkan Sleeping Beauty dan anak-anaknya agar dimasak dan disajikan sebagai makan malam.
Sang ibu kemudian terjatuh ke dalam sumur bersama dengan mahluk mematikan yang diciptakannya sebagai pembalasan karena disuguhi daging hewan, bukannya makanan yang diminta.
Dalam versi awalnya, yaitu ‘Matahari, Bulan, dan Talia’ karangan Giambattista Basile, Sleeping Beauty terbangun ketika pembalut linen dilepaskan dari jarinya dan kemudian disedot oleh salah satu dari anak kembarnya, yang lahir setelah diperkosa selagi berada dalam masa kutukan tertidur selama 100 tahun.
4. Cinderella
Asal muasal kisah Cinderella mirip dengan kisah seperti Rhodopis, Cenerentola karangan Giambattista, Cendrillon karangan Charles Perrault, serta sejumlah hikayat rakyat lainnya.
Variasinya terletak pada kehadiran ibu peri dengan kekuatan gaibnya, serta kisah sepatunya.
Aschenputtel karangan Grimm Bersaudara mendapatkan pertolongan dari beberapa burung merpati yang dikirim ibunya dari surga. Saudara-saudara tirinya memotong jari-jemari burung-burung itu untuk kemudian diselipkan dalam sepatu. Pada akhirnya, burung-burung merpati itu mematuk mata saudara-saudara tiri itu hingga copot.
Salah satu hikayat menyebutkan bahwa Cinderella membunuh ibu tiri pertamanya, sedangkan hikayat lain mengatakan bahwa ia terbebas dari ayahnya yang incest, lalu Cinderella menemui sang pangeran di negeri baru.
5. Beauty and the Beast
‘Beauty and the Beast’ secara langsung terilhami dari dongeng karya Jeanne-Marie Leprince de Beaumont, yang merupakan versi penyederhanaan gubahan Gabrielle-Suzanne Barbot de Villeneuve.
Dalam kisah de Villeneuve, sang pangeran diubah menjadi hewan buas oleh peri jahat yang gagal menggodanya. Tapi, seperti lazimnya suatu dongeng, ada banyak versi mengenainya.
Salah satunya menyebutkan bahwa Beast tidak sanggup menerima sang gadis yang murni, lalu memaksa gadis itu untuk memotong tangannya di bawah ancaman terhadap ayah sang gadis.
Varian yang lebih menyeramkan menceritakan bahwa wanita itu memotong tangannya sendiri supaya tidak terlalu menarik lagi secara seksual bagi saudara lelaki dan ayahnya sendiri.
Advertisement
Kutukan Sihir yang Mengerikan
Â
6. Tangled
Asal muasal Tangled, dikenal juga sebagai Rapunzel, diperhalus supaya cocok bagi usia anak-anak. Dalam karangan Grimm Bersaudara, Rapunzel yang dikurung dalam menara tinggi kemudian hamil setelah mengundang seorang pangeran ke menaranya.
Ketika ia secara polos mengaku bahwa bajunya terasa sempit di bagian perut, sang penyihir jahat memangkas rambut Rapunzel dan mengusirnya ke tempat yang jauh. Di sana, ia menjadi pengemis demi anak-anaknya.
Sementara itu, sang pangeran yang dijebak menggunakan gembok yang terpotong, terlempar jatuh dari menara dan matanya dibutakan oleh semak belukar berduri. Tapi, setelah berkelana dan mempertahankan hidup dengan menyantap rumput dan dedaunan, sang pangeran akhirnya menemukan lagi keluarganya.
7. The Princess and the Frog
‘The Princess and the Frog’ adalah suatu film Disney yang terkenal yaitu ‘The Frog Prince’ karangan Grimm Bersaudara. Alur kisahnya tidak sejalan dengan versi modern dari dongeng awalnya.
Varian modern kisahnya berkutat pada putri baik hati yang mencium sang kodok, sedangkan dongeng asalnya mengatakan bahwa sang putri jijik kepada sang kodok yang menipunya untuk membuat perjanjian kemudian melempar sang kodok ke dinding hingga membatalkan kutuknya.
Beberapa versi awal mengatakan bahwa sang kodok hanya berniat menikmati bantal sang putri untuk semalam. Versi yang lebih sangar menyebutkan bahwa sang putri harus memenggal kepala sang kodok.
8. The Little Mermaid
Cerita asli ‘Little Mermaid’ karangan Hans Christian Anderson diakhiri dengan pernikahan sang pangeran dengan putri lain. Sementara itu, Mermaid yang patah hati berpikir untuk membunuh sang pangeran. Patah hati, ia berjalan membawa pedang di geladak kapal sang pangeran. Kisah berakhir dengan Mermaid terjun ke dalam laut dan selamanya berubah menjadi buih-buih di lautan.
Versi lebih baru yang kurang suram menceritakan bagaimana Mermaid menjadi ‘anak perempuan sang udara’ dan menanti 300 tahun hingga mencapai surga. Tapi di versi-versi itu tidak ada kisah Mermaid menikahi sang pangeran manusia, karena nasib Mermaid melibatkan maut di dalamnya.
9. The Hunchback of Notre Dame
Film The Hunchback of Notre Dame oleh Disney bersumber pada cerita gubahan Victor Hugo. Bahkan dalam film versi Disney, si bongkok Quasimodo yang tidak berbahagia pada akhirnya bersama dengan kecintaanya, Esmeralda, yang malah berhubungan dengan Kapten Penjaga Phoebus. Esmeralda tidak tertarik secara romantik kepada Quasimodo, tapi, walaupun cacatnya, si bongkok diterima karena telah mengalahkan Frollo.
Dalam gubahan Hugo, Frollo memenjarakan Esmeralda karena melakukan penyerangan terhadap Phoebus dan menjatuhkan hukuman mati pada wanita itu karena kesal dan cemburu. Quasimodo menangisi makam wanita itu dan berbaring di atasnya hingga mati kelaparan.
10. Dongeng Disney Kelam Lainnya
Banyak dongeng kuno yang diperlunak seiring dengan berjalannya waktu. Disney memutuskan untuk menceritakan versi-versi yang lebih lunak tersebut.
Seperti Red Riding Hood karangan Grimm Bersaudara yand hadir dalam beberapa versi. Gubahan Charles Perrault mengatakan sang serigala menyantap sang nenek dan wanita muda, tanpa kehadiran sang penebang kayu yang sebetulnya ditambahkan belakangan oleh Grimm Bersaudara untuk menyelamatkan mereka.
Varian yang terdahulu menceritakan bagaimana sang serigala—atau serigala jadi-jadian—berpura-pura menjadi wanita tua dan menipu gadis bertudung merah sehingga tidak sengaja menyantap neneknya sendiri, lalu memintanya untuk membakar bajunya sebelum serigala itu menyantapnya.
Lalu tentang Pied Piper, yang mengacu kepada beberapa varian cerita ‘Pied Piper dari Hamelin’. Dalam beberapa versi yang dimaksud, Piper membawa pergi anak-anak lalu menenggelamkannya atau melakukan hal lain yang bengis pada mereka dan ditengarai sebagai pedofilia.
Sementara, versi Disney yang mengatakan ia mengembalikan anak-anak itu setelah mendapatkan pembayaran.
‘Goldie Locks dan the Three Bears’ versi Disney berbeda sedikit dari ‘The Story of the Three Bears’ ciptaan Robert Southey yang menceritakan tentang tiga beruang bujang yang tinggal dalam sebuah rumah, lalu mendapat kunjungan dari seorang perempuan tua. Versi lain mengatakan bahwa beruang-beruang itu, mencabik-cabik dan menyantap Goldilocks ketika mereka menemukannya.
Cerita ‘Babes in the Woods’ didasarkan kepada ‘Hansel and Gretel’ karangan Grimm Bersaudara. Tapi itu pun merujuk kepada ‘The Lost Children’ yang mengkisahkan sang setan yang ingin menonton anak-anak berdarah-darah di atas kuda-kuda penggergajian. Tapi anak-anak cerdas itu berpura-pura tidak tahu caranya naik ke atas benda itu. Sang setan meminta istrinya menunjukkan caranya, tapi mereka menggorok leher wanita itu dan kabur membawa uangnya, walaupun wanita itu sebelumnya mencoba menolong mereka.
Pinocchio versi Disney agak berbeda dari bocah kayu dalam ‘The Adventure of Pinocchio’ karangan Carlo Collodi. Dalam kisah aslinya, bocah itu membunuh Jiminy dan bahkan menjual buku yang dibelikan oleh Gepetto setelah menjual mantel terakhirnya. Mungkin kita tidak perlu merasa bersalah ketika ada hal buruk menimpa Pinocchio, karena dia sebenarnya layak menerimanya.
Akhirnya, kisah ‘The Fox and the Hound’ berbeda dari dongeng asli karangan Daniel P. Mannix yang menceritakan  Tod sang serigala dikejar hingga tewas oleh Copper sang anjing yang kemudian mati ditembak pemiliknya sebelum pindah panti jompo.
Â