Liputan6.com, Jakarta - Minyak zaitun dikenal baik bagi tubuh karena mengandung asam lemak tak jenuh, vitamin, mineral, dan fenol. Penggunaannya dapat digunakan sebagai bahan untuk memasak dan juga perawatan kulit dan rambut.
Namun, ketika hendak menggunakan minyak zaitun untuk memasak atau perawatan tubuh, kita mungkin akan dihadapkan dengan berbagai pilihan, yaitu reguler -- seperti light, pure serta virgin, dan extra virgin olive oil.
Lalu sebenarnya apa perbedaan jenis tersebut?
Advertisement
Baca Juga
Secara umum, minyak zaitun atau olive oil dibagi menjadi dua kategori, yakni melalui proses pemurnian (refined) dan mentah (unrefined).
Jenis virgin dan extra virgin olive oil tergolong ke dalam kategori unrefined, sementara minyak zaitun yang biasanya berlabel light atau pure olive oil telah mengalami proses pemurnian.
Seperti yang dikutip dari Today I Found Out, Selasa (26/4/2016), agar lebih jelas, berikut pemaparan perbedaan minyak zaitun.
Virgin dan Extra Virgin Olive Oil
Minyak zaitun yang tergolong virgin tak mengalami proses pemurnian (unrefined), alias tidak mengalami pemanasan atau menggunakan bahan kimia. Pengolahan jenis tersebut hanya ditekan dan diperas untuk mengeluarkan minyak dari biji zaitun.
Minyak zaitun virgin atau extra virgin memiliki kualitas terbaik, karena memiliki rasa lebih kaya. Biasanya jenis tersebut harganya lebih mahal dari yang reguler.
Pada jenis extra virgin, kandungan asam oleatnya kurang dari 0,8 persen, sedangkan jenis virgin kandungannya di bawah 1,5 hingga 2 persen.
Jenis itu juga diyakini lebih baik untuk tubuh -- selama tak mengalami pemanasan berlebih ketika diolah, karena mineral, enzim, vitamin, fenol masih terkandung dalam jumlah besar.
Minyak zaitun jenis virgin maupun extra virgin, biasanya digunakan sebagai dressing salad atau untuk perawatan tubuh, seperti kulit dan rambut.
Awas Oplosan!
Light and Pure Olive Oil (Mengalami Proses Pemurnian)
Sementara itu, minyak zaitun yang telah mengalami pemurnian (refined) biasanya berlabel pure atau light olive oil. Jenis tersebut diolah dengan pelarut dan panas tinggi untuk menghilangkan bau yang tak diinginkan.
Walaupun minyak zaitun jenis refined (mengalami pemurnian) tak mengandung banyak nutrisi, namun tak gampang terpengaruh jika dipaparkan suhu tinggi. Oleh sebab itu, jenis tersebut baik untuk bahan memasak, seperti membuat kue, memanggang, menggoreng, dan menumis.
Di balik khasiatnya, kita sebagai pembeli jangan mudah percaya akan label yang dikeluarkan oleh produsen.
Sebab menurut pemerintah Italia pada 2015, 9 dari 20 botol minyak zaitun yang dijual oleh eksportir, sudah dioplos dengan minyak jenis lain.
Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa badan di Amerika Serikat seperti California Olive Oil Council (COOC) menyediakan sertifikasi minyak zaitun. Davis Olive Center dan International Olive Council juga memiliki standar khusus untuk bahan kaya manfaat itu.
Ketika sudah membelinya, jauhkan minyak zaitun dari panas dan paparan sinar secara langsung. Hal tersebut untuk mempertahankan kualitasnya.Â
Advertisement