Liputan6.com, London - Rasa cemas tentunya akan melanda setiap penumpangg pesawat terbang saat mengetahui ada gelembung asap pada burung besi yang mereka tumpangi.
Sebuah rekaman video menangkap gumpalan asap dari badan pesawat yang akan mendarat di bandara. Bagi orang awam, pemandangan yang terekam dalam kompilasi video tersebut akan terlihat mengerikan.
Baca Juga
Padahal, hal tersebut sebenarnya normal. Dikutip dari Daily Mail, Minggu (1/5/2016), video yang menunjukkan penampakan 'asap putih' tersebut di ambil di bandara Birmingham, London. Di dalam rekaman berdurasi dua menit tersebut, terlihat gumpalan 'asap putih' yang sebenarnya merupakan pusaran air baling-baling pesawat atau aliran udara saat terjadi guncangan atau turbulensi.
Advertisement
Di awal rekaman, maskapai Ryanair terlihat mendekati landasan pendaratan. Saat pesawat itu menurunkan ketinggian untuk mencapai landasan, dari kedua sayap burung besi itu terlihat pusaran air yang membentuk 'asap putih'.
Gumpalan 'asap putih' tersebut hilang seketika pada saat pesawat mendarat dengan selamat.
Kejadian yang sama terjadi pada maskapai Emirates, yang saat itu sudah berada di lintasan. 'Asap putih' yang juga muncul dari kedua sayapnya, kemudian menghilang setelah beberapa saat.
Pemandangan yang sama terlihat di dalam rekaman video itu pada beberapa pesawat yang juga akan mendarat dan masih mengudara. Pemandangan itu memang membuat pesawat terlihat sedang terbakar ketika 'asap putih' tersebut muncul.
Namun, hal ini merupakan kejadian yang biasa terjadi di dunia penerbangan yang lebih dikenal dengan sebutan gelombang guncangan atau wake turbulance.
Fenomena itu merupakan akibat dari adanya gesekan antara badan pesawat dengan guncangan di udara. Adakalanya, ketika posisi guncangan dan badan pesawat sejajar, 'asap putih', terkadang pusaran air, itu bisa terlihat muncul dari sayap pesawat.
Pusaran air itu terbentuk pada saat pesawat terbang rendah dan sayap burung besi itu sedang bekerja menahan tekanan udara untuk menghasilkan daya angkat. Biasanya, semakin besar pesawat, semakin besar gelombang guncangannya.
Walaupun, gelombang tersebut sebenarnya tidak berbahaya. Namun apabila pesawat yang lebih kecil berada di dekat pesawat besar yang berpusaran air, bisa saja terjebak di dalam gelombang pusaran air tersebut.
Untuk menghindari masalah ini, petugas pengendali pesawat harus mengatur waktu pendaratan antara pesawat besar dan pesawat kecil.
Patrick Smith, seorang pilot dan penulis Cockpit Confidential, mengatakan sebenarnya pilot bisa saja mengubah arah untuk menghindari pusaran air itu.
"Kejadian seperti itu hanya terjadi untuk beberapa detik, tapi bisa menjadi sebuah kenangan" kata Patrick.