Sukses

Helikopter Jatuh di Perairan Norwegia, 13 Tewas

Helikopter yang dioperasikan dari lepas pantai Norwegia itu jatuh dalam perjalanan ke Bergen di pantai barat negara itu.

Liputan6.com, Oslo - Kecelakaan helikopter terjadi di Norwegia. Unit tersebut mengudara dari Statoil ASA --lapangan udara minyak dan gas tersebut.

Helikopter CHC yang dioperasikan dari lepas pantai Norwegia itu jatuh dalam perjalanan ke Bergen di pantai barat negara itu. Seluruh penumpang dan awak pesawat tewas.

Helikopter jatuh itu membawa 11 penumpang dan 2 awak terbang rendah sekitar tengah hari di dekat Turoey, luar Bergen. Unit tersebut kembali dari platform Gullfaks B.

"Operasi penyelamatan resmi berakhir pada Jumat 29 April pukul 17.00 waktu setempat, dan semua telah dikonfirmasi tewas," kata Pusat Koordinasi Penyelamatan Gabungan Norwegia seperti dikutip dari ABC.net.au, Senin (2/5/2016).

Ini adalah kecelakaan pesawat mematikan pertama di industri lepas pantai Norwegia sejak tahun 1997. Ketika itu sebuah helikopter dalam perjalanan ke lapangan Norne jatuh di Laut Norwegia, menewaskan 12 orang di dalamnya.

"Baling-baling helikopter dari Airbus Grup Eurocopter 225LP ditemukan di tanah, sementara bagian lambungnya berada di bawah air pada kedalaman 6 sampai 7 meter," ungkap John Sjursoe.

Wakil Presiden Eksekutif Statoil, Arne Sigve Nylund mengatakan, para penumpang berasal dari beberapa perusahaan yang berbeda untuk pengembangan dan produksi di Norwegia.

"Ini adalah tragedi yang mendalam, 13 rekan meninggal. Keluarganya terluka, dan rekan kerjanya kehilangan teman...," tutur Nylund.

Sebelas orang di dalam helikopter dilaporkan warga negara Norwegia. Dua lainnya dari Inggris dan Italia.

Korban tewas terakhir di industri terjadi pada bulan Desember 2015, ketika satu orang tewas setelah gelombang menabrak rig milik Statoil.

Di Inggris Raya, penerbangan helikopter dihentikan pada 2013, setelah empat orang tewas dalam kecelakaan akibat masalah mesin yang membawa pekerja dari lokasi pengeboran minyak.

Menurut kantor berita NTB, Statoil yang 67 persen dimiliki oleh pemerintah, saat ini menutup produksi di Gullfaks B untuk mengurus personel pada lokasi tersebut.Â